TEMPO.CO, Jakarta - Bekas pegawai bagian Keuangan Grup Permai, Oktarina Fury, menyebut nama I Wayan Koster, anggota Badan Anggaran DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, menerima sejumlah duit sebagai fee proyek yang digarap salah satu anak perusahaan Grup Permai.
“Pernah menerima, Pak. Fee itu bukan dari proyek Wisma Atlet, tapi dari proyek universitas,” kata Okta saat bersaksi untuk terdakwa kasus suap Wisma Atlet, Muhammad Nazaruddin, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi DKI, Jumat, 27 Januari 2012. Keterangan Okta merupakan jawaban atas pertanyaan Jaksa penuntut umum I Kadek Wiradana.
Soal jumlah fee, Okta tak menyebut jumlah pastinya karena lupa. Ia hanya mengaku, fee yang disetor perusahaan pimpinan Nazar itu berupa dolar Amerika Serikat. Duit itu dikeluarkan dari kas perusahaan atas persetujuan Nazar.
“Saya ditelepon Bu Yulianis (Wakil Direktur Keuangan Grup Permai) dan diminta mengantarkan uang ke Dewan Perwakilan Rakyat. Itu telah disetujui Pak Nazar,” kata Okta, yang hari ini mengenakan setelan gamis dan cadar berwarna ungu.
Oktarina tak menjelaskan lebih lengkap proyek universitas yang mana yang duit fee-nya diambil sebagian untuk Koster. Namun dalam sidang yang sama, ia menyebut sejumlah proyek universitas digarap Grup Permai, bekerja sama dengan PT Duta Graha Indah. Seperti pembangunan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Udayana, RS Pendidikan Universitas Mataram, dan RS Pendidikan Universitas Jambi.
Dalam sidang sebelumnya Yulianis juga menyebut Koster menerima duit. Menurut Yulianis, saat bersaksi pada Rabu lalu Koster mendapat duit dari proyek Wisma Atlet Jakabaring. Namun saat itu Yulianis mengatakan bukan Okta yang mengantar duit ke Senayan, melainkan Dewi, staf bagian keuangan.
Aliran dana ke Koster, menurut Yulianis, sepaket dengan duit yang diberikan perusahaan untuk anggota Komisi Olahraga DPR dari Fraksi Demokrat, Angelina Sondakh. Jumlahnya sebesar Rp 5 miliar, yang diserahkan dalam dua termin, masing-masing Rp 2 miliar dan Rp 3 miliar. Aliran duit itu atas permintaan Direktur Marketing PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang.
ISMA SAVITRI