TEMPO.CO, Jakarta - Ruhut Sitompul, anggota tim sukses Anas Urbaningrum saat kongres di Bandung pada 2010 lalu, mengatakan politik uang tak hanya dilakukan oleh timnya. Menurut Ruhut, saat kongres Bandung,semua tim sukses calon ketua umum Partai Demokrat melakukan hal yang sama. "Semua tim sukses sami mawon, itu sudah biasa di semua partai," ujarnya kepada wartawan di gedung MPR/DPR, Senin 20 Februari 2012.
Sebelumnya Dewan Kehormatan dibantu Komisi Pengawas Partai Demokrat dikabarkan akan menelusuri asal-usul dana pemenangan Anas Urbaningrum. Menurut mantan bendahara tim sukses Anas, M. Nazaruddin, dana pemenangan Anas yang mencapai Rp 50 miliar diambil dari proyek Hambalang dan wisma atlet.
Sejumlah peserta kongres mengakui menerima dana dari tim sukses Anas Urbaningrum. Menurut mereka, dana ini diberikan agar mereka memberikan suara kepada Anas untuk memenangi kursi ketua umum Partai Demokrat.
Ruhut mengatakan praktek politik uang dalam kongres di Bandung dilakukan semua kubu. Termasuk kubu Marzuki Alie dan Andi Malarangeng yang saat itu menjadi kompetitor Anas. Bahkan di antara peserta kongres, menurutnya, ada juga yang bermain di dua kaki. "Dari Anas terima, dari yang lain juga terima. Istilah saya KKO, kanan kiri ok," ujarnya.
Namun Ruhut mengaku tak tahu soal penggelontoran dana pemenangan Anas saat kongres. Ia mengatakan dirinya tak dilibatkan soal uang dalam tim sukses. Soal pengakuan peserta kongres yang menerima uang, Ruhut mengatakan mereka sebagai kelompok sakit hati. Alasannya, "Mereka kecewa karena setelah dukung Anas tidak terpilih lagi," ujarnya.
FEBRIYAN