TEMPO.CO, Jakarta - Calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Ivone Carolina, menilai anggota BPK malas. "Memang benar, untuk memahami peraturan terkait dengan institusi yang diaudit saja masih malas," kata Ivone saat menjalani uji kepatutan di Komisi Keuangan, Senin 27 Februari 2012.
Ivone yang pada 2007 dan 2009 lalu mengikuti seleksi anggota BPK juga menyoroti kurang bermaknanya temuan BPK. "Temuan yang ada kurang bermakna karena kesalahan institusi selalu berulang setiap tahun. Agar fungsi berjalan dengan baik, anggota BPK harus mau belajar," ujarnya.
Ivone yang berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), merupakan pensiunan BPK sejak 2008. Saat dicecar dengan sejumlah pertanyaan oleh anggota Dewan, Ivone tampak ekspresif menjawab.
Saat diberikan kesempatan untuk menyampaikan kata-kata terakhir, Ivone pun menyampaikan keluhannya kepada DPR. "Tahun 2007 dan 2009 saya tidak lulus pada bagian tes ini. Ketika itu hanya ada 17 orang yang menghadiri fit and proper test."
Namun ia terkejut dengan jumlah anggota yang hadir saat pemungutan suara. Ia mencatat ada 44 suara yang diberikan kepada Ketua BPK terpilih ketika itu. "Jadi, dari mana mereka tahu kelayakan seseorang kalau mereka tidak hadir waktu tes," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi Keuangan, Harry Azhar Aziz, mengatakan pihaknya menyediakan rekaman setiap calon yang menjalani uji kepatutan. "Tapi didengarkan atau tidak, itu terserah masing-masing," kata Harry Azhar.
SUBKHAN