TEMPO.CO, Jakarta - Soal keoknya pemain tim nasional melawan Bahrain pada kualifikasi Piala Dunia 2014 Zona Asia Grup E di Bahrain, Rabu 29 Februari 2012, ternyata jadi perhatian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Meski sudah sepekan lamanya, Presiden tetap merasa perlu berkomentar soal pertandingan itu.
Di Istana Negara, Senin 5 Maret 2012 siang ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan memberikan keterangan persnya. Menurut juru bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, jumpa pers itu hanya berisi agenda tunggal. "Presiden akan bicara soal single issue mengenai PSSI."
Sebelumnya PSSI minta FIFA akan melakukan investigasi terkait dengan pertandingan kualifikasi tersebut. FIFA curiga karena dari enam kali pertemuan terakhir kedua tim, Bahrain tidak pernah meraih kemenangan lebih dari dua gol.
Bahrain membutuhkan sembilan gol demi lolos ke putaran berikutnya dengan catatan Qatar kalah dari Iran. Meski akhirnya mampu meraih kemenangan 10-0, Bahrain gagal lolos setelah Qatar mampu menahan imbang Iran 2-2.
Pertandingan tersebut juga diwarnai kartu merah untuk Samsidar dan empat hadiah penalti bagi Bahrain. Indonesia sendiri memang tidak tampil dengan skuad terbaiknya menyusul keputusan PSSI yang melarang pemain yang berkompetisi di Indonesia Super League (ISL) membela timnas.
Kekalahan Indonesia tersebut adalah kekalahan terbesar dalam 38 tahun terakhir. Sebelumnya Indonesia juga pernah takluk 9-0 dari Denmark dalam partai uji coba di Kopenhagen pada 1974.
ARYANI KRISTANTI
Berita lain:
Djohar Didesak Mundur dari PSSI
Keok dari Bahrain, PSSI Protes Wasit ke FIFA
Keok dari Bahrain, PSSI Malah Tuding Wasit Buruk
Timnas Kebobolan 10 Gol, Pengurus PSSI Didesak Mundur
Gelar KLB, KPSI Anggarkan Dana Rp 1 Miliar