TEMPO.CO, Jakarta- Kenaikan subsidi pada Rancangan Anggaran dan Belanja Negara - Perubahan (RAPBN-P) 2012 dinilai terlalu tinggi. Anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, Arif Budimanta, menilai kenaikan anggaran subsidi dari Rp 123,5 triliun menjadi Rp 137,5 triliun terlalu berlebihan. "Terlalu banyak lemaknya," ujar dia kepada Tempo, Jumat 9 Maret 2012.
Arif mengatakan ada perhitungan yang tak sesuai. Menurut politikus PDI-P itu kenaikan anggaran subsidi bahan bakar menjadi Rp 137,3 triliun jika dibagi dengan kuota konsumsi yang mencapai 40 juta kiloliter, nilai subsidi per liternya mencapai Rp 3.432. Di sisi lain pemerintah juga akan menaikkan harga jual bahan bakar bersubsidi hingga Rp 6.000 pada April mendatang.
Jika dua komponen itu dijumlahkan, harga bahan bakar yang ditetapkan pemerintah akan mencapai Rp 9.432. Harga ini, menurut Arif, melebihi nilai ekonomis yang diinginkan pemerintah sebesar Rp 8.000. Ia pun mempertanyakan sisa subsidi sebesar Rp 1.432 yang terkandung dalam anggaran tersebut. "Saya minta pemerintah menjelaskan, untuk apa 'lemak' dalam anggaran ini," ujarnya.
Selain mempertanyakan kelebihan anggaran, Arif juga menganjurkan pemerintah untuk memerinci skema subsidi yang diajukan. Ia berpendapat kelebihan anggaran subsidi tersebut lebih baik digunakan untuk membangun infrastruktur. "Seharusnya anggaran kita mampu memberikan sumbangan yang lebih besar kepada masyarakat," katanya.
SUBKHAN