TEMPO.CO, Jakarta - Penyamaan zona waktu bisa berdampak negatif pada penerbangan jika tidak ada upaya penyesuaian pada jam kerja bandara. Soalnya tak semua bandara buka 24 jam. Padahal penerbangan punya berbagai waktu jam terbang. Ada kemungkinan pesawat mendarat saat bandara sudah tak beroperasi atau sudah tutup.
"Zona waktu ini harus disesuaikan lagi untuk bandara yang tak beroperasi 24 jam," kata Vice President Communications PT Garuda Indonesia Pujobroto saat menghubungi Tempo, Senin, 12 Maret 2012.
Pujo mencontohkan, suatu bandara di Indonesia bagian timur tutup jam 10 malam waktu setempat. Maka pesawat yang berangkat dari Indonesia bagian barat atau tengah harus mendarat sebelum jam 10 malam waktu Indonesia bagian timur atau ketika bandara tersebut masih buka.
“Ketika sudah disamakan zona waktunya, bisa-bisa yang berangkat dari barat atau tengah menyangka bandara masih buka, padahal sudah tutup karena waktunya kan lebih cepat sejam,” kata Pujo.
Solusinya, menurut Pujo, harus ada penyesuaian dengan semua bandara di Indonesia supaya tidak terjadi pendaratan pesawat di bandara yang sudah tutup.
MUHAMAD RIZKI
Berita Terkait:
Penyatuan Zona Waktu, Tidur Kamis, Bangun Sabtu
Zona Waktu Ideal bagi Indonesia
Penyatuan Zona Waktu Bisa Akibatkan Inefisiensi
Penyatuan Zona Waktu Lupakan Faktor Non-Ekonomi
Ada Dampak Penyatuan Tiga Zona Waktu
BI: Rencana Penyatuan Zona Waktu Ide Bagus
Pengusaha Setuju Penyatuan Zona Waktu