TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Rieke Dyah Pitaloka, mengakui partainya melakukan pencitraan melalui aksi jalanan menolak kenaikan harga bahan bakar minyak. Pernyataan itu disampaikannya menanggapi sindiran politikus Demokrat yang menyindir PDIP melakukan pencitraan melalui unjuk rasa tolak kenaikan BBM.
Demokrat menyatakan bahwa partai pimpinan Megawati Soekarno Putri itu hanya melakukan pencitraan agar terlihat membela kepentingan rakyat. Mereka juga menuding bahwa PDI Perjuangan justru menunjukkan ketidakmampuannya memperjuangkan kepentingannya di parlemen sehingga turun ke jalan.
Terhadap kritikan itu, Rieke pun membalasnya. Menurutnya, apa yang dilakukan partainya lebih baik dibandingkan dengan larangan penggunaan rok mini yang dikeluarkan politikus Demokrat, Marzuki Alie. "Bagusan kami membela kepentingan rakyat dibandingkan dengan rok mini," ujarnya.
Rekan Rieke di Fraksi PDI Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, menyatakan bahwa pilihan turun kejalan bukan sebagai pencitraan. Menurutnya, pilihan tersebut merupakan konsekuensi logis dari partai kader seperti PDI Perjuangan. "Kami tetap menjadi partai kader jadi harus nyambung apa yang terjadi di kader dan di parlemen. Jadi kalau kemudian ada partai yang memilih untuk fokus di parlemen ya silahkan. Tapi PDIP kan punya basis lain," kata dia.
Eva juga mengatakan bahwa cibiran partainya melakukan pencitraan merupakan resiko dari partai kader seperti PDI Perjuangan. Apalagi jika kader partai tersebut tidak menghendaki kenaikan BBM. "PDI Perjuangan memilih untuk menjadi partai kader ya resikonya seperti ini," ujarnya.
FEBRIYAN
Berita Terkait
Demokrat: PDIP Demo karena Gagal Berjuang di DPR
PDIP: Mendagri Tak Usah Pasang Badan !
Jakarta Terancam Siaga I, Demo Besar
Siapa Saja Peserta Demo di Jakarta Hari Ini?
TNI: Tukang Bakso Jualan, Negara Tak Darurat
Pendemo Dukung Harga BBM Naik, Siapa Mereka?
Tetap Pimpin Demo, Wakilnya Jokowi Siap Dipecat
Said Aqil: Timbun BBM, Haram Hukumnya!