TEMPO.CO, Jakarta-Membengkaknya subsidi bahan bakar minyak pada tahun ini membuat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) harus mengencangkan ikat pinggang. Anggaran untuk Ditjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin pun terkena pemotongan hingga Rp51 miliar.
Dirjen IKM Euis Saedah mengatakan, pemotongan ini membuat beberapa program Ditjen IKM mengurangi program kegiatannya. "Perjalanan dinas, rapat-rapat, seminar-seminar. Tadinya mau sewa gerai di Qatar kita hapuskan, pameran besar kita hilangkan," kata Euis saat ditemui di kantornya, hari ini.
Selain itu, kata dia, dana dekonsentrasi daerah juga mengalami pemangkasan. Masing-masing daerah mendapat jatah pemotongan Rp 1 miliar. "Tapi ada juga yang dekonsentrasinya kecil di bawah Rp2 miliar dipotongnya tidak sampai segitu," kata dia.
Namun menurut ia, pemotongan tersebut tidak menganggu program pokok IKM untuk menambah wirausaha baru. Sebab, pembinaan IKM akan tetap dilakukan meski dengan efisien. Pembinaan itu akan dilakukan dengan memilih IKM yang potensial. "Kita akan memilih agar kalau ada IKM yang bisa dibina dan bisa jadi pemenang, mereka akan merekrut industri-industri kecil lagi untuk dibina," ujar dia.
Untuk diketahui, subsidi BBM tahun ini mencapai Rp137 triliun atau meningkat sebesar Rp123 triliun dari subsidi tahun lalu. Untuk menutupi subsidi tersebut, anggaran Kemenperin dipangkas Rp103 miliar. Ditjen IKM terkena pemotongan tertinggi sebesar Rp51 miliar dari total anggaran sebelumnya Rp361 miliar.
NUR ALFIYAH