TEMPO.CO, Jakarta - Cerita Bang Maman dari Kali Pasir ternyata tidak semua menceritakan persoalan orang dewasa. Contohnya di SD 01/02 Kembangan Utara, Jakarta Barat. Dalam buku Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta yang digunakan siswa kelas 2, tidak ada cerita perceraian ataupun istilah "istri simpanan" dalam buku itu.
"Kami pakai terbitan Erlangga, jadi tidak ada istilah-istilah itu," kata Munanda, guru di SD 02 Kembangan Utara, saat ditemui Tempo, Kamis 12 April 2012.
Kisah Bang Maman menjadi pembicaraan di masyarakat setelah dalam buku PLJB menggunakan istilah-istilah yang tidak layak bagi anak SD. Buku itu menceritakan intrik-intrik yang belum pantas diketahui anak tujuh tahun. Buku terbitan PT Multi Kreasi itu menceritakan intrik untuk menggambarkan sifat baik dan buruk, tapi menggunakan terminologi kata seperti "istri simpanan" dan "perceraian".
Menurut Munanda, istilah itu memang tidak pantas diketahui anak kelas 2 SD. Bahkan, kata pria berkaca mata itu, anak kelas 1 SMP juga belum pantas mendengarkan istilah-istilah itu. "Harusnya tidak boleh dan tidak pantas (diketahui anak SD)," kata Munanda.
Meski begitu, "Bang Maman" bukan satu-satunya masalah dalam buku anak SD. Menurut Munanda, ada beberapa materi dalam buku Ilmu Pengetahuan Alam yang tidak pantas dilihat anak SD. Buku itu menceritakan tentang reproduksi manusia sebagai makhluk hidup.
"Yang bikin tidak pantas gambar-gambar dalam buku, jadi kami juga sedikit bingung menceritakannya," kata guru yang mengaku sudah 40 tahun menjadi guru itu.
Dari hasil pantauan Tempo di SD 01 dan SD 02 Kembangan, PLBJ yang digunakan adalah milik penerbit Erlangga. Cerita Bang Maman dari Kali Pasir yang terletak di halaman 87 beralur cerita lebih halus dan sopan. Tidak disebutkan mengenai istri simpanan dan perceraian.
Dalam cerita tersebut Bang Maman memiliki seorang putri bernama Ijah. Ijah menikah dengan Salim, anak seorang pemilik kebun yang kaya raya, Bang Darsip. Suatu hari, Bang Darsip meninggal dunia dan kebunnya diserahkan kepada Kasen, orang kepercayaannya.
Sementara, setelah dipegang Kasen, Salim sama sekali tidak mendapat jatah warisan. Terlebih setelah dihasut oleh istrinya, Kasen kemudian menjual kebun dan lari membawa hasil penjualan. Akibatnya Salim jatuh miskin.
Bang Maman kemudian meminta Ijah meninggalkan Salim yang sudah jatuh miskin. Namun Ijah menolak. Ijah tetap memilih hidup bersama Salim meski harus hidup miskin.
DIMAS SIREGAR | AYU PRIMA SANDI
Berita Terkait:
Guru Beralasan Kisah Bang Maman Itu Cerita Rakyat
Sejarawan : Kisah Bang Maman Bunuh Karakter Betawi
Guru Beralasan Kisah Bang Maman Itu Cerita Rakyat