TEMPO.CO, Barcelona - Xavi Hernandez menyatakan frustrasi ketika Frank Rijkaard masih membesut Barcelona. "Rijkaard tidak mempercayai kemampuan saya," katanya kepada L'Equipe, Sabtu 21 April 2012.
Rijkaard tak mempercayai kemampuan yang dimiliki Xavi karena pemain tim nasional Spanyol itu memiliki postur yang kecil. Apalagi pria asal Belanda itu menerapkan permainan yang mengandalkan kekuatan fisik. Otomatis gaya tersebut tak sesuai dengan kondisi fisik Xavi.
"Dia ingin permainan kami didasarkan pada kekuatan fisik yang superior," kata pria bernama lengkap Xavier Hernandez i Creus itu. "Dia percaya bahwa itu adalah salah satunya cara untuk mensejajarkan diri dengan klub-klub Eropa."
Karena hal itulah Xavi merasa tertekan. Bahkan gelandang yang mengenakan nomor punggung enam ini sempat merasa seperti sebuah penyakit buat Barcelona. "Empat atau lima tahun yang lalu saya dianggap mengerikan dan tidak berguna," tutur pria kelahiran Terrassa, Spanyol, 32 tahun yang lalu itu. "Saya adalah kanker Barcelona."
Lima tahun bekerja sama dengan Rijkaard, dari 2003 hingga 2008, Xavi berhasil menyumbangkan berbagai gelar juara, baik dari level domestik maupun internasional. Sebut saja dua gelar Primera La Liga Spanyol dan Piala Super Eropa, serta satu titel Liga Champions.
SOCCERNET | SINGGIH SOARES TONCE
Berita Terpopuler:
Barcelona Vs Real Madrid, Panas Meski Lelah
Arsenal Vs Chelsea, Laga Penentu Nasib
Xavi: Gelar Juara Tergantung Laga Barca Vs Madrid
Lawan Barcelona, Real Madrid Akan Tampil Menyerang
Kata Ferguson, Rooney akan Pecahkan Rekor Gol MU