TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Lucia RM Royanto menilai pelaku video porno mirip anggota DPR melakukannya hanya demi kepuasan untuk menikmatinya sendiri.
“Saya tidak lihat untuk sensasi,” katanya saat dihubungi Tempo pada Rabu, 25 April 2012.
Menurut Lucia, para pelaku yang merekam tindakan pribadi ini hanya narsis. Narsis artinya mencintai segala yang berkaitan dengan diri sendiri. Pelaku menyimpan semua gambar atau video yang berkaitan dengan diri sendiri. Dokumentasi ini juga untuk konsumsi pribadi.
Apabila dokumentasi yang sifatnya pribadi itu tersebar, kata Lucia, hal itu merupakan keteledoran pelaku narsis. Ia yakin perekam itu hanya ingin mengkonsumsinya sendiri tanpa menyebarkannya. Namun, ternyata ada orang lain sengaja menyebarnya.
Ia menyamakan kasus video porno wakil rakyat ini dengan kasus video porno yang dialami artis Ariel Peterpan. “Ariel itu merekam agar dia bisa menikmatinya sendiri. Namun, ternyata ada orang lain yang jahil sebarin,” kata dosen Universitas Indonesia itu.
Sebelumnya, akhir-akhir ini publik ramai membicarakan beredarnya video dan foto porno yang diduga mirip politikus PDIP yang dimuat di situs kilikitik.com. Namun, situs itu sudah tidak bisa diakses lagi.
Skandal video atau foto porno bukan sekali ini terjadi di DPR. Video mesum anggota DPR bernama YZ bersama perempuan bernama ME juga pernah tersebar. Beberapa tahun lalu politikus DPR juga pernah kepergok membuka situs porno ketika rapat sedang berlangsung.
MITRA TARIGAN
Skandal Video Porno Anggota Coreng Muka DPR
Skandal Seks Para Politikus Dunia
Keluarga Bantah Wanita dalam Video Porno Anaknya
Penyebar Video Porno Bisa Dipidana
Psikolog Anggap Perekam Video Porno Narsis
Cornelis Curiga Motif Politik Penyebar Video Porno