TEMPO.CO, Jakarta -- Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menanggapi positif pembelian 10 persen saham PT. Garuda Indonesia Tbk oleh Chairul Tanjung. Di mata Dahlan, pemilik kelompok usaha Trans Corp itu adalah pengusaha serius yang menginginkan perusahaan itu maju.
"Ia bukan pengusaha yang hit and run, bukan pengusaha yang sekedar cari gain (keuntungan," kata Dahlan usai menjadi pembicara dalam pertemuan alumni Prasetya Mulya Ikaprama "Inspiring Talks With Dahlan Iskan, di Graha CIMB Niaga, Jakarta, Senin malam, 30 April 2012.
Chairul, menurut Dahlan, membeli saham perusahaan penerbangan pelat merah itu karena ingin memajukannya. "Tidak beli untuk dijual," kata mantan Direktur PT PLN itu. Ia yakin Chairul melakukan investasi itu dalam jangka panjang bukan pemain saham yang mudah lari-lari.
Selain pada Chairul, Dahlan sempat menawarkan saham Garuda itu pada empat pengusaha nasional lain, yaitu Sandiaga Uno (Saratoga Group), Rachmat Gobel (Gobel Group), Nirwan Bakrie (Bakrie Group), dan Anthony Salim (Salim Group).
Sebelumnya, bos Trans Corp itu membeli saham Garuda Indonesia dari tiga penjamin emisi, yaitu PT Bahasa Securities, PT Danareksa Securities, dan Mandiri Sekuritas. Pembelian dilakukannya melalui anak perusahaannya, Trans Airways, dengan harga saham Rp 620 per lembar. Saham yang dibeli 2.321 miliah lembar saham atau senilai Rp 1,4 triliun.
Pada penawaran saham perdana Garuda, 11 Februari 2012 lalu, BUMN ini melepas 6,35 miliar lembar atau 26.67 persen. Harga yang ditawarkan saat itu senilai Rp 750 per lembar. Namun, harga tersebut terus turun hingga pernah mencapai level terendah Rp 390 per saham.
Menurut Dahlan, Chairul dengan kepemilihan saham 10 persen di PT Garuda Indonesia tidak akan bisa melakukan monopoli. "Sepuluh persen itu jauh dari monologi," ujarnya.
RINA WIDIASTUTI| SUNDARI
Berita lain:
Dahlan Iskan: PFN Sudah Mati tapi Belum Dikubur
Dahlan dan Gulai Kambing Kalimantan untuk Wartawan
Dahlan Ingin si Unyil Jadi Milik Publik
Dahlan Iskan Beri Santunan Pak Raden Rp 10 Juta