TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mencatat realisasi konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi selama kuartal pertama tahun ini masih tinggi. Kelebihan kuota bahkan terjadi di beberapa daerah.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Mochammad Harun, menuturkan realisasi penyaluran BBM subsidi secara nasional dalam empat bulan ini telah mencapai 14,1 juta kiloliter. "Atau lewat 7,4 persen dari kuota pada periode berjalan yang ditetapkan sebesar 13,2 juta kiloliter," katanya, Selasa, 1 Mei 2012.
Rincinya adalah Premium telah menyentuh angka 8,9 juta kiloliter atau lewat 10 persen dari kuota yang sebesar 8,1 juta kiloliter, solar mencapai 4,9 juta kiloliter atau lewat 7 persen dari kuota, dan kerosin sebanyak 410 ribu kiloliter.
Berdasarkan daerah penyalurannya, dari 33 propinsi, sebanyak 23 propinsi dipastikan telah mengalami kelebihan kuota dengan rata-rata realisasi penyaluran di atas 7 persen dari kuota. Bahkan, untuk beberapa daerah konsumsi bisa melonjak hingga 13,2 persen di atas kuota seperti di Sumatera Utara, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
"DKI Jakarta dan Jawa Barat mengalami kelebihan penyaluran paling besar," kata Harun. Untuk Jakarta, konsumsi tercatat lewat kuota hingga 28 persen dan Jawa Barat sebanyak 16 persen.
Menurut Harun, konsumsi di daerah tersebut masih tinggi karena belum adanya pengendalian terkait belum adanya kepastian kebijakan dari pemerintah untuk menekan konsumsi BBM subsidi. Sehingga Pertamina masih menyalurkan bensin kepada masyarakat lebih dari kuota untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.“Penyaluran premium di DKI Jakarta dan Jawa Barat masing-masing mencapai 136 persen dan 119 persen terhadap kuota.” (baca: Pembatasan BBM Maju-Mundur, Inflasi April Melonjak)
GUSTIDHA BUDIARTIE