TEMPO.CO, Jakarta - Konsultan Pertahanan dan Pengembangan Bisnis PT Trimarga Rekatama, Sunaryo, mengatakan negosiasi nominal asuransi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 dilakukan tanpa campur tangan pemerintah Indonesia maupun Rusia. "Sifatnya business to business," kata dia kepada wartawan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jumat 18 Mei 2012.
Meskipun begitu, Sunaryo mengaku tetap berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan lewat telepon mengenai hal ini. "Pemerintah mendukung yang sudah kami lakukan," kata dia. Kementerian menyerahkan Peraturan Menteri Nomor 77 Tahun 2011 untuk dipakai sebagai pertimbangan.
Dalam Permen itu ditetapkan bahwa penumpang yang meninggal mendapat asuransi Rp 1,25 miliar atau US$ 130 ribu. Di sisi lain, pihak Sukhoi hanya menjanjikan US$ 50 ribu. Sunaryo mengatakan dia akan meminta agar besaran asuransi ditambah. "Kami berharap bisa di atas jumlah itu," ujarnya.
Sunaryo mengatakan, pemerintah Rusia juga tidak campur tangan dalam perundingan Sukhoi-Trimarga. "Pemerintah Rusia sudah menyerahkan pada Kedubes," ujarnya.
Sebelumnya, peristiwa nahas yang menimpa pesawat SSJ-100 menjadi perhatian Presiden Rusia, Vladimir Putin. Tak lama setelah kabar jatuhnya Sukhoi dengan 45 penumpang merebak, Putin menelepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menyampaikan rasa belasungkawa.
SSJ-100 adalah jenis pesawat komersial buatan Rusia yang sedang ditawarkan pada maskapai penerbangan Tanah Air. Terbang gembira 9 Mei lalu adalah promosi Sukhoi pada sejumlah maskapai yang berminat menjadikannya angkutan udara di kawasan Indonesia timur.
ATMI PERTIWI
Berita terkait
Tim Sulit Identifikasi Sidik Jari Korban Sukhoi
Kecil Kemungkinan Ada Korban Sukhoi Selamat
Cari Sukhoi, Tim SAR Kerahkan Apa Saja Selama Ini?
Sukhoi Siap Bayar Asuransi Korban
Pohon Rusak Akibat Evakuasi Sukhoi Siap Dihijaukan