TEMPO.CO, Muenchen - Setelah berhasil meraih gelar Liga Champions pada Ahad dinihari, 20 Mei 2012 WIB kemarin, semua pemain, staf, dan petinggi Chelsea merayakan kesuksesannya itu bersama-sama di dalam ruang ganti Fussball Arena. Namun tak ada yang lebih menyita perhatian dari ‘perayaan’ yang dilakukan Didier Drogba.
Bruce Buck, pemimpin Chelsea, menceritakan bagaimana pemandangan yang luar biasa terjadi antara Drogba dan trofi Liga Champions. Buck menyebutnya sebagai ‘pengalaman religius’. “Itu seperti dia sedang berdoa ke trofi Liga Champions,” kata Buck.
Semua orang di dalam ruang ganti berhenti bersorak sejenak, termasuk sang pemilik klub, Roman Abramovich. Pelatih sementara, Roberto Di Matteo, menunda keberangkatannya ke konferensi pers pasca-laga. Mereka berdiri ingin mendengar pidato yang disampaikan Drogba, pahlawan Chelsea malam itu.
Dengan bendera Pantai Gading yang melingkar di bahunya, Drogba menuju ke tengah ruangan. Tapi bukan pidato yang dikeluarkan dari mulutnya. Ia justru cukup serius berbicara kepada Si Kuping Besar—sebutan trofi Liga Champions. Drogba berbicara kepada trofi Liga Champions seolah 'kuping besarnya' itu bisa mendengar semua kata-kata yang diucapkannya.
“Mengapa kau selalu menghindari kami dalam waktu yang sangat lama?” tanya Drogba kepada trofi tersebut dengan nada yang pelan.
Buck menjelaskan bahwa Drogba juga berbicara ke trofi itu soal pertandingan semifinal melawan Barcelona pada 2009, juga soal Moskow setahun sebelumnya. Dalam beberapa tahun terakhir, The Blues memang selalu nyaris menyentuh trofi itu. Ketika semifinal 2009, mereka disingkirkan Barcelona karena aturan gol tandang. Di Moskow, Chelsea kalah dari Manchester United di babak final.
Sejak bergabung bersama Chelsea pada 2004 lalu, Drogba sudah meraih semua gelar di Inggris, seperti Liga Primer Inggris, Piala FA, Piala Carling, dan Community Shield. Tapi baru kali ini kesempatan memeluk trofi Liga Champions datang di usianya yang mencapai 34 tahun.
DAILY MAIL | IRVAN SAPUTRA
Berita terpopuler:
Komentar Heynckes Mengapa Robben Tolak Pinalti Chelsea
Lima Pemain Terburuk di Final Liga Champions
Sammer Sebut Kemenangan Chelsea Tak Adil
Lima Pemain Terbaik Chelsea di Final Champions
Abramovich, Menebar Mimpi, Meneguk Poundsterling