TEMPO.CO, Jakarta -Dahlan Iskan memang membantah mundur sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti yang diisukan dalam sepekan terakhir. Namun sesungguhnya ia memang mundur, tapi dalam soal pendelegasian wewenang kepada jajaran di bawahnya.
Sang Menteri mengaku akhirnya berkompromi dengan keadaan. Dahlan mencabut dua Surat Keputusan Menteri tentang pendelegasian wewenang kepada jajaran di bawahnya dilakukan karena faktor politis. "Menyadari proses politik ada kompromi," ujarnya, Selasa 22 Mei 2012.
Dahlan beralasan, pencabutan surat keputusan itu karena masih ada perbedaan penafsiran dan untuk menghindari polemik yang berkepanjangan. Polemik ini ditakutkan bisa mengganggu aksi korporasi badan usaha.
Menurut dia, pencabutan kedua surat keputusan tidak berlaku surut. "Kebetulan belum ada yang terlaksana," kata Dahlan. Ia menyatakan tidak ada pengalihan wewenang menteri ke direksi dan dewan komisaris yang sudah terlaksana.
Sebelumnya Dahlan mengeluarkan surat Menteri Negara BUMN Nomor SK-254/MBU/2012 pada 21 Mei 2012. Isi surat itu mencabut atau menunda SK-164/MBU/2012 dan SK-165/MBU/2012. SK-164 berisi pemberian wewenang menteri kepada dewan komisaris dan direksi perusahaan perseroan, serta SK-165 berisi pendelegasian kepada dewan komisaris dan direksi di perseroan terbatas.
Baca Juga:
Sumber Tempo di Kementerian BUMN mengungkapkan alasan pencabutan surat keputusan itu adalah adanya desakan dari para elite partai politik. “Khususnya yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan,” ujarnya.
Hanya, menurut dia, para elite partai tersebut tak bisa menekan Dahlan. “Akhirnya mereka melobi Presiden dan meminta agar Pak Dahlan tak membuat kegaduhan dengan surat keputusan itu.”
Soal tuduhan dirinya mengundurkan diri sebagai Menteri BUMN, Dahlan berujar. "Aku ini tidak tahu siapa yang mengisukan, apa tujuannya, ke arah mana," ujarnya. Dia menyatakan tidak pernah mengeluarkan keinginan mundur kepada siapa pun. “Keluarga saya saja tidak, apalagi orang lain.” Padahal, menurut mantan Direktur Utama PLN ini, keluarga adalah pihak paling dekat.
Tapi dia mengakui dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa waktu lalu. Pemanggilan itu tak berkaitan dengan perombakan direksi PT Pertamina (Persero). "Diskusi biasa soal mobil listrik," katanya.
Sebelumnya beredar kabar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik sempat menyatakan kekecewaannya kepada Dahlan karena tidak diikutkan dalam perombakan direksi Pertamina. Soal ini dibenarkan Ketua Umum BUMN Watch, Naldy Nazar Haroen. "Saya dapat informasi itu," ujarnya.
Namun Dahlan membantahnya. “Saya masih SMS-an sama Pak Jero.” Bahkan dia mengatakan tidak mempunyai masalah secara pribadi dengan siapa pun. Menteri Energi Jero Wacik menolak berkomentar soal itu. Ditemui di Kementerian, Jero hanya tersenyum ketika dimintai konfirmasi oleh Tempo. "Kata siapa?" ujarnya.
ALI NY | SUNDARI | ARYANI KRISTANTI
Berita terkait:
Tambang Negara Dicaplok, Dahlan Iskan Lapor KPK
Dahlan Bingung Siapa Sebut Dirinya Mundur
Dahlan Iskan Akui Cabut SK Karena Tekanan Politik
Musuh Dahlan di Kabinet
Dahlan Iskan Bantah Minta Mundur dari Kabinet
Istana Bantah Dahlan Iskan Mundur
Dahlan Enggan Beberkan Perombakan Direksi BUMN
Sidak Dahlan ke ATC Bandara, Hasilnya Kecewa