TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari The Indonesian Institute, Hanta Yuda, mengatakan sikap kukuh politikus Demokrat, Anas Urbaningrum, yang tidak mundur dari jabatan ketua umum disebabkan alasan kuat. "Anas menggunakan strategi bertahan," kata Hanta dalam diskusi "Pemilu 2014 Quo Vadis Partai Politik" di restoran Warung Daun Cikini, Jakarta, 15 Juni 2012.
Menurut Hanta, saat ini mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam itu menggunakan strategi bertahan untuk melihat tingkat keseriusan Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono menggalang dukungan untuk menyingkirkan dirinya. “Demokrat dalam situasi semacam perang dingin,” kata Hanta. Menurut dia, SBY telah mengirimkan sinyal menganggap Anas sebagai beban partai karena telah merusak citra partai.
Menurut Hanta, ada empat alasan Anas menggunakan strategi bertahan. Pertama karena yakin tidak akan ditetapkan sebagai tersangka. Anas yakin tidak jadi tersangka bisa karena dua hal: memang tidak bersalah atau yakin telah mengamankan kasusnya. "Bagaimana caranya, itu Anas yang tahu."
Kedua, Anas yakin punya dukungan kuat dari Dewan Pimpinan Daerah. Apalagi Anas sangat rajin turun ke bawah. Ketiga karena dia yakin SBY tidak akan berani mengambil langkah dramatis. "Anas memanfaatkan sikap lambat SBY. Dia yakin SBY tidak akan mengambil keputusan cepat.”
Alasan terakhir, menurut Hanta, yakni Anas memegang kartu truf yang mungkin juga menyulitkan posisi SBY. Alasan terakhir ini sangat mungkin terjadi. "Atau mungkin SBY sudah ada deal dengan Anas."
Ketidakhadiran Anas dalam acara pembukaan silaturahmi Forum Pendiri dan Deklarator Partai Demokrat, kata Hanta, Rabu malam lalu, bisa diartikan sebagai bentuk perlawanan Anas.
IRA GUSLINA SUFA
Berita lain:
Anas Susun Strategi Lawan Penggulingan
Ruhut Sitompul : Anas Bukan Level SBY
Demokrat Jawa Timur Serahkan Pemecatan Anas ke SBY
Ruhut: Badai Partai Demokrat Segera Berlalu
Marzuki Alie Janji Mundur Jika Jadi Tersangka
Saan Mustofa: Partai Demokrat Tak Pecah