TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Boediono meminta Universitas Wharton untuk mengumpulkan dana demi meneliti Indonesia. Karena Indonesia, dengan aneka kebijakan sosio-politik dan ekonomi yang saling berkompetisi, telah menjelma menjadi tempat yang subur bagi penyelidikan akademik.
"Indonesia saat ini menjadi laboratorium sosial yang sangat besar," kata Boediono dalam Wharton Global Alumni Forum Jakarta, di Hotel Grand Hyatt, Jumat, 22 Juni 2012.
Sebagai alumnus universitas yang bermukim di Philadelphia, Amerika Serikat, itu, Boediono menilai, Indonesia layak jadi kajian. Apalagi kini memiliki perekonomian senilai US$ 1 triliun dan terus berkembang, demokrasi, dan desentralisasi yang masih muda dengan segala naik-turunnya.
Dana tersebut bisa dikumpulkan, baik dari sokongan dana teman-teman Universitas Wharton maupun teman-teman di pemerintahan Indonesia. Dengan dana ini pun, dia mengharapkan, akan ada kolaborasi berkelanjutan dengan para akademisi di universitas-universitas Indonesia.
Dana tersebut bisa digunakan untuk memfasilitasi fakultas, para murid, dan alumni untuk berkontribusi mempelajari kebijakan publik di Indonesia. "Dampak (penelitian) untuk Indonesia dan Wharton tidak dapat disepelekan," kata Boediono.
"Panggilan" untuk pelayanan publik ini, dia melanjutkan, juga berlaku bagi para alumni Universitas Wharton lainnya di Indonesia. Khususnya yang sebagian di antaranya saat ini bekerja di sektor publik.
ARYANI KRISTANTI