TEMPO.CO , Riyadh - Arab saudi mencatat sejarah dalam dunia olah raga dengan mengizinkan atlet wanita berlaga di ajang Olimpiade. Sebuah pernyataan dari Kedutaan Arab Saudi di London mengatakan Komite Olimpiade Negara akan "mengawasi partisipasi atlet wanita yang memenuhi syarat".
Keputusan itu akan mengakhiri spekulasi terbaru mengenai apakah tim Saudi akan didiskualifikasi dengan alasan diskriminasi gender.
Partisipasi publik perempuan dalam olahraga masih ditentang keras oleh sebagian besar kaum konservatif negeri itu. Hampir tidak ada tradisi perempuan berpartisipasi dalam olahraga di Arab Saudi.
Dengan semakin mepetnya waktu penyelengaraan Olimpiade bulan depan, kemungkinan satu-satunya atlet wanita Saudi yang bakal dikirim ke ajang itu adalah Dalma Rushdi Malhas. Dalma adalah atlet berkuda ternama negeri ini.
Untuk kerajaan itu, keputusan untuk mengizinkan perempuan bersaing di Olimpiade adalah langkah besar, menjungkirbalikkan tradisi mereka yang menentang setiap peran publik bagi perempuan. Namun sikap keras ini sedikit melunak setelah Raja Abdullah, yang telah lama mendorong perempuan untuk memainkan peran lebih aktif dalam masyarakat Saudi, mengisyaratkan izin itu.
Seorang pejabat Saudi memberi bocoran, ada cerita panjang di balik keluarnya izin ini. Dalam pertemuan rahasia di Jeddah, katanya, dicapai konsensus itu pada pertengahan Juni. Pertemuan tanpa publikasi itu dihadiri antara lain raja, putra mahkota, menteri luar negeri, ulama agama terkemuka, mufti agung, dan beberapa orang lainnya, untuk membatalkan larangan tersebut.
Pengumuman sudah siap untuk dibuat tapi kemudian harus ditunda karena kematian mendadak Putra Mahkota, Pangeran Nayef.
"Ini sangat sensitif," kata seorang pejabat senior Saudi pada BBC. Raja Abdullah, katanya, sedang mencoba memulai reformasi dengan cara yang halus, dengan menemukan keseimbangan yang tepat, antara terlalu cepat atau terlalu lambat.
"Misalnya, dia membiarkan partisipasi perempuan di dewan Syura (badan penasihat) sehingga keputusan Olimpiade merupakan bagian dari proses yang berkelanjutan, itu tidak terisolasi."
Pejabat itu mengakui bahwa menolak untuk membiarkan perempuan mengambil bagian akan tampak buruk di panggung internasional.
BBC | TRIP B
Terpopuler
Ruhut: Jika SBY Tak Bertindak, Demokrat Karam
MUI: Menyakitkan Sekali, Kitab Suci Kok Dikorupsi
Model Telanjang Lukisan Sudjono Memprotes Oei Hong
Asal Muasal Skorsing yang Diminta Fauzi Bowo
10 Artis Termahal versi Forbes