TEMPO.CO, Jakarta - Beroperasinya pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang menggoyang harga jual gas alam cair (LNG). Kepala BP Migas, R. Priyono, mengatakan pada lelang Juni lalu harga gas LNG yang tidak diambil oleh Sempra (Sempra diversion) di bawah penawaran BP Indonesia US$ 12-15 per MMBTU.
Padahal sebelumnya harga gas LNG di pasar spot pernah menyentuh US$ 17 per MMBTU. "Kami kaget juga karena harganya di bawah harga FSRU (floating storage and regasification unit) kami, di bawah US$ 11 per MMBTU," kata Priyono ketika ditemui di sela ulang tahun ke-10 BP Migas di Jakarta.
Baca Juga:
Meski demikian, menurut Priyono, saat ini sudah ada tawaran yang lebih baik dari Jepang dan Korea. BP Migas pun sedang menanti pengumuman pemenang tender empat kargo gas yang selesai pada pekan ini. Lalu pada Agustus 2012 BP Indonesia akan melelang penjualan empat kargo LNG berikutnya.
Kargo gas ini berukuran masing-masing 338 million metric British thermal units (MMBTU) hingga 400 MMBTU ini. Pada 2012 Sempra mendapatkan pasokan 61 kargo LNG Tangguh, tapi hanya mampu menyerap sekitar tujuh kargo. Sisanya, sebanyak 54 kargo, dialihkan kepada pembeli lain dan delapan sisa kargo yang tidak diserap pasar domestik dan dijual ke pasar spot.
BERNADETTE CHRISTINA
Berita terkait :
Produksi Gas RI Dipastikan Melonjak
Tanpa Kenaikan Harga Gas, PGN Klaim Merugi
BP Migas : PGN Naikkan Harga Gas Terlalu Tinggi