TEMPO.CO, Jakarta - Terkait meletusnya konflik di perkebunan tebu Cinta Manis di lahan PT Perkebunan Nusantara VII, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mempercayakan penyelesaian kasus tersebut kepada manajemen perusahaan.
"Kami konsisten dengan mendukung kebijakan perusahaan," ujar Deputi Bidang Industri Primer Kementerian BUMN Muhammad Zamkhani ketika dihubungi pada Ahad, 29 Juli 2012.
Sikap konsisten BUMN, menurut dia, adalah dengan menolak berkompromi kepada warga. "Soal lahan, BUMN tidak akan bagi-bagi kepada warga," kata Zamkhani.
Ia mengimbau PTPN VII untuk memperkuat personel keamanan, baik dari polisi maupun militer. Mengenai adanya kemungkinan meningkatnya potensi konflik akibat marahnya warga terhadap aparat, Zamkhani tidak mengkhawatirkan hal tersebut. "Makanya kita perkuat, kalau memang warganya berbuat kerusuhan, kan harus diredam," katanya.
Mengenai solusi selain memperkuat keamanan, Zamkhani tidak yakin akan berhasil. Manajemen PTPN VII sudah beberapa kali melakukan sosialisasi kepada warga untuk berdamai. "Kalau sudah tidak bisa dengan cara persuasif, ya kami kan harus antisipasi dengan memperkuat keamanan," ujarnya.
Sejauh ini, Zamkhani belum memperoleh informasi apakah akan ada pihak Kementerian BUMN yang datang langsung meninjau ke lokasi konflik. "Saya juga belum tahu, Pak Menteri akan ke sana atau tidak," kata dia.
Lebih lanjut, ia menyampaikan rasa prihatin terhadap adanya warga yang tewas dan luka-luka pada saat terjadinya konflik. "Sudahlah, jangan lagi berkonflik," Zamkhani menutup pembicaraan.
Bentrokan terjadi berawal dari laporan perusahaan perkebunan tebu Cinta Manis PTPN VII, yang kehilangan pupuk sebanyak 127 ton di rayon tiga pada 17 Juli 2012.
Saat personel Polda Sumatera Selatan dan Polres Ogan Ilir mengadakan olah TKP dan patroli serta dialog dengan warga, situasi cukup kondusif. Namun, ketika iring-iringan anggota dari Polres, yang terdiri atas penyidik, intel, sabhara, dan Brimob tiba, mereka diserang warga secara membabi buta.
Adapun peristiwa penembakan terhadap warga Desa Limbang Jaya oleh personel Brigade Mobil ini terjadi pada Jumat sore, 27 Juli 2012. Insiden tersebut mengakibatkan seorang anak berumur 12 tahun, Angga bin Darmawan, tewas tertembak di bagian kepala. Lima warga lainnya ikut tertembak dan kritis.
SATWIKA MOVEMENTI