TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Presiden Andi Arief sangat berambisi menggelar penelitian situs Gunung Padang. Dia sangat yakin ada sejenis piramida di bawah Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat. Proyek ini nilainya miliaran rupiah. Hal itu terungkap dalam laporan utama majalah Tempo edisi 27 Agustus 2012 berjudul "Mencari Terang di Gunung Padang".
Dalam laporan itu, Andi Arief dituding hanya mencari sensasi dan bermotif uang. Namun, dia menyangkalnya. Hingga uji sampel, penelitian baru memakan biaya sekitar Rp 360 juta. Uang itu pun total pengeluaran pribadi dari setiap anggota tim.
"Ada yang bilang sampai Rp 4 miliar. Anggaran kantor saya saja cuma Rp 1,5 miliar setahun," kata Andi.
Geolog Andang Bahtiar mengaku tak dibayar saat mengebor dan menyediakan sendiri alatnya. Ia bahkan mengeluarkan Rp 60 juta untuk ongkos uji sampel di laboratorium Badan Tenaga Nuklir Nasional serta ongkos pesawat buat mengunjungi beberapa sesar di Aceh, Lombok, dan Jambi.
"Penelitian Gunung Padang ini hobi saja," ujar Danny Hilman, ahli vulkanolog yang juga ikut dalam eksplorasi Gunung Padang.
Baca Juga:
Penelitian itu mendapat tentangan dari para arkeolog senior, seperti Mundardjito, guru besar arkeologi Universitas Indonesia. Mereka mengkritik metode Tim Terpadu yang memakai asumsi dan lebih mementingkan hasil ketimbang proses. Mundardjito menyebut mereka sebagai kelompok ilmuwan antiquarian, yakni peneliti yang tak mengindahkan proses.
Dalam arkeologi, kata Mundardjito, penelitian tidak semata menemukan benda cagar budaya, tapi juga menggali informasi intangible di sekitarnya sehingga timbul kesatuan cerita yang utuh tentang benda purbakala itu. "Kredo arkeolog itu seeing is believing, bukan asumsi," ujarnya.
Andi punya asumsi lebih jauh. Dia menduga di bawah bukit setinggi 894 meter dari permukaan laut itu ada "unsur logam". Logam itu dicurigai mendekam di pusat gunung setelah tim yang dibentuk Andi Arief, beranggotakan arkeolog dan geolog muda, memindainya. Radar bumi itu menangkap benda-benda yang tergolong pengantar setrum.
Menurut aktivis mahasiswa 1998 yang pernah diculik tentara ini, logam tersebut mungkin emas yang tersimpan di kuil peninggalan sebuah peradaban di tatar Sunda 10.900 tahun lalu. Jika benar, kata dia, "Bisa dimanfaatkan negara sebagai sumber daya alam."
BAGJA HIDAYAT | UNTUNG WIDYANTO
Baca juga:
Mimpi Nobel Andi Arief untuk Gunung Padang
Arkeolog: Gunung Padang Bukan Piramida
Arkeolog: Interpretasi Gunung Padang Kudu Sesuai Bukti
Punden Berundak Gunung Padang Setara Machu Pichu?
Area Situs Megalitikum Gunung Padang Diduga Meluas
Situs Gunung Padang Dikenalkan ke Dunia
Foto-foto Benarkah ada Piramida di Gunung Sadahurip?