TEMPO.CO, New York - Mejelang Pidato Gubenur Bank Setral Amerika Serikat (The Fed), Ben Bernanke di depan para bankir di Jackson Hole, Wyoming, para investor cenderung bersikap defensif sehingga harga saham berjatuhan. Para pemodal mengantisipasi pernyataan Bernanke mengenai kwantitatif easing (QE3) dengan melakukan pembelian obligasi.
Para investor sangat berhati- hati di pasar keuangan menyikapi pidato Ketua The Fed dan pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB)untuk memerangi dampak krisis negara kawasan yang mengalami masalah utang. Bank sentral utama dunia kini mengalami tekanan untuk segera memerangi pelambatan ekonomi.
Tanda-tanda pelambatan ekonomi membuat harga biji besi turun ke level terendahnya sejak 2009. Saham BHP Billiton (BBL.N) turun 3,8 persen menjadi US$ 58,11. Semua sektor mengalami penurunan dipimpin sektor teknologi, energi, dan bahan material.
Dalam perdagangan semalam indeks Dow Jones industri turun 106,77 poin (0,81 persen) menjadi 13.000,71. Indeks S&P 500 terkoreksi 11 poin (0,78 persen) ke 1.399,49, serta indeks saham teknologi Nasdaq juga susut 32,47 poin (1,05 persen) menjadi 3.048,71.
Data ekonomi Amerika yang cenderung membaik dari perkiraan dalam dua pekan terakhir membuat para analis dan investor kembali skeptis bahwa The Fed akan segera mengumumkan kebijakan pembelian obligasi pada pertemuannya di bulan September mendatang.
Jika Bernanke tidak akan mengumumkan langkah konkrit maka bursa akan turun saat pidato,” kata Uri Landesman, presiden dari pengelola dana Platinum Partner. “Saya tidak berpikir bahwa indeks S&P 500 akan tetap bertahan di level 1.400 jika ia tidak mengatakan apa – apa,” ucapnya.
Indeks S&P 500 tidak banyak beranjak selama tiga hari terakhir dan hanya turun 0,05 persen. Volume perdagangan kembali turun dengan rata – rata pekan ini hanya mencapai 4,49 miliar.
Kebanyakan saham ritel mencatat penjualan yang lebih baik dari perkiraan di bulan Agustus ini seiring masuknya musim sekolah sehingga memberikan dukungan bagi penjualan di triwulan ketiga tahun ini.
Meskipun penjualan ritel menguat, namun indeks ritel Morgan Stanley (MVR) turun 0,6 persen terbebani jatuhnya saham Sears Holdings Corp (SHLD). Saham Sears anjlok 7,9 persen menjadi US 52,9 setelah S&P menghapusnya dari komponen S&P 500, efektif setelah penutupan perdagangan 4 September mendatang.
Data ekonomi menunjukkan belanja konsumen mengalami kenaikan tebesar dalam lima bulan terakhir, sementara warga AS yang mengajukan klaim baru tunjangan pengangguran stabil sama seperti minggu lalu.
REUTERS / VIVA B. KUSNANDAR