TEMPO.CO, Solo - Detasemen Khusus 88 Antiteror menemukan peralatan senjata api yang dimiliki oleh kelompok teroris. Senjata api itu diduga telah digunakan dalam serangkaian aksi teror yang dilakukan selama dua pekan terakhir.
"Barang-barang tersebut telah disita seusai penangkapan," kata Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo di Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 1 September 2012. Barang-barang itu ditemukan di kediaman terduga teroris berinisial B yang ditangkap di Karanganyar.
Barang-barang yang disita berupa satu pucuk pistol, tiga magasin, 43 butir peluru kaliber 9 mm, sembilan hollow point 9 mm, satu telepon genggam, serta surat-surat kendaraan.
Malam tadi, terjadi baku tembak antara Densus 88 dengan kelompok teroris di Jalan Veteran, Solo. Seorang pengendara sepeda motor disergap petugas Densus di tengah jalan. Pengendara tersebut melawan dengan tembakan. Tiga orang tewas dalam baku tembak tersebut, dua orang dari pihak terduga teroris dan satu orang petugas Densus 88.
Tiga aksi teror di Solo, Jawa Tengah, terjadi di pos polisi. Sebanyak tiga korban jatuh dari pihak kepolisian. Bahkan, seorang korban meninggal dunia dalam serangan terakhir yang berlangsung pada Kamis sore di pos polisi Pasar Modern Singosaren, Solo. Polisi yang tengah berjaga, Bripka Dwi Data Subekti, tewas tertembus empat peluru yang dilepaskan pelaku dari jarak dekat.
Sebelumnya, serangan pertama terjadi pada 17 Agustus lalu yang bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan. Pengendara sepeda motor memberondong Pos Pengamanan Lebaran 05 Gemblekan dengan sembilan tembakan. Dua polisi terluka akibat serangan itu. Sehari kemudian, serangan terjadi lagi terhadap pos pengamanan di kawasan Gladak. Serangan tak memakan korban, tetapi pengendara motor melempar benda sejenis granat ke pos tersebut.
Pradopo mengatakan, barang-barang tersebut diduga merupakan senjata yang digunakan untuk menyerang pos polisi. Dalam pemeriksaan di Pos Pengamanan Lebaran 05 Gemblekan dua pekan lalu, polisi menemukan selongsong peluru kaliber 9 mm.
AHMAD RAFIQ