TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai negara induk aliran Syiah, Iran tak memiliki banyak pengaruh dengan penganut Syiah di Indonesia. Malah ada kecenderungan mereka cuek. Begitulah anggapan cendekiawan Jalaluddin Rakhmat yang juga Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI).
Iran dengan pengikut Syiah di Indonesia, kata Kang Jalal, sapaan Jalaluddin Rakhmat, hanya memiliki ikatan ideologi saja. Namun, secara hubungan, pemerintah Iran hampir tak pernah memberikan bantuan ke Indonesia. "Kami bangun sekolah di berbagai tempat, pemerintah Iran tak pernah membantu," kata Kang Jalal, Kamis, 30 Agustus 2012.
Tapi, tiap ada pujian soal Syiah di Indonesia, yang menerima adalah pemerintah Iran. Mereka dianggap berhasil memajukan Syiah di Indonesia. "Saya pun protes ke Kedutaan Besar Iran di Indonesia. Kami yang capek, mereka yang dapat penghargaan," ujarnya.
Bantuan pemerintah Iran ke pemeluk Syiah di Indonesia hanya berupa buku atau penyelenggaraan seminar. Menurut Kang Jalal, bantuan dana itu pun tak secara utuh. Hanya setengah dari biaya yang diperlukan. "Karena dana dari Iran kurang, IJABI pun sering nombok. Jadi kami kapok kerja sama dengan mereka lagi," kata dia.
Bila dilihat dari segi ideologi, tak ada perbedaan antara Syiah di Indonesia dan Iran. Keduanya menganut agama Syiah Itsna Asyariyah atau Imamah. Yakni ajaran yang mengutamakan masalah kepemimpinan. "Ajaran itu tercantum dalam undang-undang Iran, dan kami juga Syiah Itsna Asyariyah," ujar Kang Jalal.
CORNILA DESYANA
Berita Lainnya:
Di Jakarta, Banyak Rumah tanpa Kamar Mandi
Ferguson Ingin Duetkan Van Persie dengan Rooney
Syiah Berkembang di Indonesia Pascarevolusi Iran
Pindad Jajaki Pasar Irak dan Uganda
Penampakan ''Blue Moon'' di Bumi
Van Persie Cetak Gol Indah, Wenger Kesal