TEMPO.CO , Mataram: Belajar dari pengalaman mengelola kawasan wisata Senggigi yang kesulitan mendapatkan ruang publik, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menyiapkan empat ruang publik untuk kawasan wisata Sekotong di selatan Lombok.
Kepala Dinas Pariwisata Lobar Gde Renjana mengemukakan potensi obyek pariwisata di Kecamatan Sekotong dalam rapat koordinasi Dinas Pariwisata se Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berlangsung di Kota Taliwang, Sabtu, 1 September 2012. “Kami segera menata ulang obyek di sana,” katanya.
Saat ini, Bangko-Bangko, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, memiliki lokasi selancar yang diminati peselancar bukan pemula dari mancanegara. Keunggulannya, jatuhnya ombak di sana berbelok ke kiri hingga sejauh 500 meter. Setiap harinya, seratusan orang datang bermain selancar di sana.
Bangko-bangko berbeda dengan lokasi selancar di Hawaii yang ombaknya ke kanan atau di Kuta di kawasan Mandalika Resort Kabupaten Lombok Tengah yang ombaknya ke kiri dan ke kanan.
Menurut Gde Renjana, hingga saat ini paket berselancar di Bangko-bangko tersebut ditangani langsung agen perjalanan wisata di Bali. Mereka datang pada pagi hari dan pulang sore hari tanpa menginap di lokasi karena belum adanya penginapan yang tersedia.
Sudah ada empat calon investor sebagai pemegang izin untuk membangun penginapan. Tetapi sudah delapan tahun belum mulai membangun. “Belum ada pendapatan untuk daerah. Bali yang dapat untung menjual paket selancar,” ujarnya.
Selama ini, penduduk hanya mendapatkan kesempatan berjualan minuman ringan saja.
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat melakukan promosi ke mancanegara di antaranya Kanada, Jepang, Korea Selatan dan juga Cina. Penduduk negara-negara itu selama ini mendominasi kunjungan ke Bali. Untuk menghidupkan Sekotong, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat juga menyiapkan Festival Layang-Layang Internasional. Juga peningkatan sumber daya manusia pariwisata melalui jambore yang diikuti 300 kelompok sadar wisata selama tiga hari.
Di Senggigi yang setiap akhir tahun dijadikan pusat kemeriahan tahun baru, akan membenahi penyelenggaraannya agar tidak melakukan secara sendiri-sendiri. Sudah lima hotel yang siap bergabung bersama menggunakan dana Rp 750 juta untuk mengadakan pesta tahun baru tersebut dengan atraksi kembang api, tata lampu dan kemeriahan perahu nelayan di pantai Senggigi. Bahkan lima disc jockey dari kota besar sudah menyatakan kesediaannya bermain di Senggigi.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata NTB Lalu Gita Aryadi menyatakan 60 persen obyek wisata di daerahnya merupakan obyek wisata kelautan. Ia khawatir adanya kecenderungan naiknya permukaan laut atau menurunnya permukaan tanah hingga 0,8 sentimeter per tahun. Karena itu, pembenahan dilakukan seiring upaya Pemerintah Provinsi NTB menyusun rencana induk pariwisata (Ripar) daerah NTB 2013. “2028 setelah selesainya Ripar nasional.
”Kami mewaspadai terus menurunnya permukaan tanah di obyek wisata laut,” ujarnya, Sabtu, 1 September 2012.
SUPRIYANTO KHAFID
Berita lain:
Modus Baru Pencurian: Bugil
Asal Muasal Perpisahan Syiah dari Sunni
Apa kata Indra Bruggman Soal Nikah dengan Bertrand
Dahlan Iskan Serahkan Gajinya untuk Ricky
Awal Perebutan Pengaruh Syiah-Sunni di Nusantara