Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menunggu Sawahlunto Menjadi Kota Warisan Dunia

image-gnews
Wisata kereta api uap di Sawahlunto. TEMPO/Febriyanti
Wisata kereta api uap di Sawahlunto. TEMPO/Febriyanti
Iklan

TEMPO.CO , Padang: Sawahlunto bekas kota tambang batu bara peninggalan kolonial Belanda yang kini menjadi kawasan wisata sedang mempersiapkan diri menjadi situs warisan dunia. Pemerintah Kota Sawahlunto sedang memproses usulan agar kota ini masuk World Heritage Cities Programme UNESCO sebagai kota tambang batu bara bersejarah. Mereka siap menghadapi proses yang panjang penjurian.

Wali Kota Sawahlunto Amran Nur mengakui persiapan Sawahlunto sebagai kota warisan dunia itu butuh persiapan panjang dan serius. Dokumen yang dipersiapkan juga sangat banyak.

“Ini pekerjaan serius, jadi nggak bisa buru-buru, daripada nanti ditolak, Malaka saja butuh persiapan 10 tahun untuk mengajukan jadi kota warisan dunia, dan Sawahnto baru menyiapkannya 1 tahun,” kata Amran Nur.

Pemerintah Malaka, menurut Amran Nur, malah ikut membantu Pemerintah Kota Sawahlunto mempersiapkan Sawahlunto menjadi kota warisan dunia.

“Mereka membantu kita dengan mengadakan work shop tentang persiapan Sawahlunto menjadi kota warisan dunia di Malaka pada 26 April lalu, dan kami optimis ini akan terwujud kalau kita juga serius mempersiapkannya,” kata Amran Nur.

Amran Nur memang punya andil besar dalam perubahan Sawahlunto dari kota tambang batu bara yang mati setelah aktivitas penambangan menurun setelah dieksploitasi lebih satu abad diubah menjadi kota wisata tambang.

Rongsokan peninggalan pertambangan batu bara seperti bekas pabrik, bekas lubang tambang, kereta api uap, gudang ransum, sejumlah bangunan tua kini dikelola untuk wisata dengan sangat bagus.

Semakin hari, Sawahlunto semakin menarik dikunjungi. Di sudut-sudut jalan raya terdapat bangku taman untuk beristirahat menikmati kota.

Ada puluhan bangunan bersejarah peninggalan Kolonial Belanda di kota, semuanya terawat. Gedung ruang pertemuan di masa lalu yang dibangun pada 1910 dengan nama ‘Gluck Auf’, tempat para pejabat Kolonial menari dan menyanyi, kini menjadi Gedung Pusat Kebudayaan Sawahlunto. Ada kafe di sampingnya yang setiap hari melayani aneka makanan khas setempat.

Pada hari jadi kota Sawahlunto setiap Desember selalu ada festival yang meriah, mulai dari pesta rakyat seperti Makan Bajamba hingga Festival Kesenian Multicultural Mancanegara ‘Sawahlunto Internasional Music Festival’. Festival itu menampilkan musisi dari tujuh negara dan lima benua. Di antaranya Australia, Meksiko, Korea Selatan, Belgia, Uzbekistan, Kamerun, dan Taiwan.

Dalam kota Sawahlunto terdapat tiga museum yang dapat menggambarkan suasana kota tambang zaman kolonial Belanda. Ketiganya adalah Museum Lubang Tambang Mbah Suro, Museum Goedang Ransoem dan Museum Kereta Api.

Museum Lubang Tambang Batubara Mbak Soero (Mbah Soero Tunnel) terletak di jantung kota, Lubang Tambang Mbah Soero baru dibuka untuk umum 23 April 2008. Dulunya ini adalah bekas terowongan tambang tua batu bara sejak zaman "emas hitam" Sawahlunto ditemukan W. H. Van Greve, seorang geolog Belanda pada 1868 dengan perkiraan deposit 200 juta ton.

Ada sebuah lubang tambang yang dibangun "orang rantai", para tahanan dari Jawa, Sulawesi, dan Bali yang dipekerjakan dengan kaki terantai di zaman Kolonial Belanda. Di luar pintu lubang, patung seorang Belanda penjaga sedang mengawasi dua pekerja tambang mendorong gerobang besi rel penuh batu bara.

Lubang ini terkenal sebagai "Lubang Mbah Soero" karena diawasi mandor dari Jawa bernama Soerono. Ia orang yang disegani dan dipercayai memiliki ilmu kebatinan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ini bukan lubang pertama sejak lahan Sawahlunto dibebaskan Belanda untuk areal tambang batubara sejak 1886. Lubang pertama di Sungai Durian, kira-kira 7 kilometer dari sini. Lubang Mbah Soero yang dulu juga terkenal dengan nama lubang Lembang Soegar dibuka kira-kira 1898. Namun inilah lubang yang terletak di jantung kota. Lubang ini ditutup pada 1932 diduga karena rembesan air yang tidak terkendali hingga memenuhi lubang.

Kini pengunjung bisa masuk ke dalamnya dan merasakan suasana bekas lorong penambangan batu bara. Panjang terowongan ini ratusan meter, tapi baru 186 meter yang dipugar, dibersihkan, dan diberi blower udara untuk menambah udara. Area ini juga dilengkapi kamera pengintai (CCTV) yang dipantau petugas di gedung Info Box.

Di Museum Luabang Tambang Mbah Soero ini pengunjung akan mendapatkan Certificate Mbah Soero Tunnel dan membayar tiket masuk tiket masuk Rp 8.000.

Tidak jauh berjalan kaki, masih ada Museum Goedang Ransoem yang tak kalah menarik. Ini bekas dapur umum yang dibangun pada 1918 untuk menyuplai makanan bagi ribuan buruh tambang, termasuk "orang rantai" dan pasien rumah sakit.

Di museum ini terdapat peralatan masak seperti periuk dan kuali raksasa yang dan tungku raksasa bermerek "Rohrendampfkesselfabrik" tahun 1894. Di sini museum ini gambaran nasib ‘orang rantai’ terlihat dari foto-foto, peninggalan batu nisan tanpa nama, hanya diberi nomor dan ada film dokumenter yang bisa disaksikan.

Terakhir, jangan lupakan Museum Kereta Api yang terletak di Stasiun Sawahlunto. Di sini bisa disaksikan peninggalan kejayaan perkeretaapian Sumatera Barat yang dibangun akhir abad 19.

Ini museum kereta api kedua di Indonesia setelah Museum Kereta Api Ambarawa, Jawa Tengah. Ada sejumlah peralatan kereta api zaman Kolonial. Juga bisa merasakan suasana kereta api tempo dulu dengan naik kereta api wisata dengan loko uap yang di Sumatra Barat dijuluki "Mak Itam". Ini tak lain dari nama lokomotif uap di Museum Kereta Api Sawahlunto. Inilah kereta api langka di dunia. Jumlahnya kini hanya lima buah.

Lokomotif uap E1060 yang dibuat oleh Esslingen, Jerman, ini menjadi ikon pariwisata Sawahlunto. Dulu beroperasi dari stasiun kereta api yang dibangun pada 1918 ini dengan mengangkut batu bara ke Pelabuhan Teluk Bayur, Padang.

Untuk tujuan wisata, Mak Itam berbahan bakar batubara ini sekarang membawa dua gerbong ala kereta api koboi setiap Minggu ke daerah sentra tenun di Silungkang pada pukul 11.30 WIB. Dengan tiket Rp15 ribu bisa menikmati perjalanan pergi-pulang.

Ketiga museum ini membuat Kota Sawahlunto punya daya tarik tersendiri sebagai kota tambang. Seperti impian Wali Kota Amran Nur yang ingin mewujudkan Sawahlunto menjadi World Heritage Cities Programme UNESCO dengan keunggulan bekas kota tambang batu bara.

FEBRIANTI

Berita lain:
Innocence of Muslims Didanai 100 Donatur Yahudi?

Pengacara Angie Sampaikan Tausiyah Dalam Sidang

Sutradara ''The Innocence of Muslims'' Orang Yahudi? 

Otak Pembuat Film Anti-Islam Sering Dipenjara

SBY Kecam Film Anti-Islam ''Innocence of Muslims''  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kota Tua Jakarta Ramai Pengunjung di Libur Tahun Baru 2024

2 Januari 2024

Suasana Kawasan Wisata Kota Tua, Jakarta Barat dipadati pengunjung pada Senin sore, 1 Januari 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang.
Kota Tua Jakarta Ramai Pengunjung di Libur Tahun Baru 2024

Satgas meminta pengunjung Kota Tua Jakarta agar berhati-hati dengan barang bawaan mereka.


Masyarakat Banjiri Kawasan Kota Tua Jakarta, Nikmati Libur Tahun Baru

1 Januari 2024

Kawasan wisata Kota Tua, Jakarta Barat ramai pengunjung saat libur Natal dan tahun baru, Senin, 25 Desember 2023. Tempo/Novali Panji
Masyarakat Banjiri Kawasan Kota Tua Jakarta, Nikmati Libur Tahun Baru

Museum Sejarah Jakarta dan Museum Bank Indonesia menjadi tujuan pengunjung yang menikmati libur tahun baru di kawasan Kota Tua Jakarta.


Polisi Gadungan yang Kerap Beroperasi di Kawasan Kota Tua DItangkap

4 Mei 2023

Ilustrasi Polisi gadungan. Dok.Tempo/Marifka Wahyu Hidayat
Polisi Gadungan yang Kerap Beroperasi di Kawasan Kota Tua DItangkap

Modus kedua polisi gadungan itu adalah mencari korban ketika kawasan kota tua Jakarta sedang ramai pengunjung.


Camat Taman Sari Bantu 291 PKL Tetap Berdagang di Kawasan Kota Tua Jakarta

31 Maret 2023

Sejumlah warga berfoto bersama saat menunggu waktu berbuka puasa (ngabuburit) di kawasan Kota Tua, Jakarta, Sabtu 25 Maret 2023. Kawasan Kota Tua menjadi salah satu lokasi favorit warga di Jakarta untuk menghabiskan waktu menjelang berbuka puasa saat bulan Ramadhan. ANTARA FOTO/Prabanndaru Wahyuaji
Camat Taman Sari Bantu 291 PKL Tetap Berdagang di Kawasan Kota Tua Jakarta

Dengan tersedianya kiosi PKL di sejumlah gedung di kawasan Kota Tua Jakarta, diharapkan tidak ada lagi PKL di halaman Museum Fatahillah.


Cegah PKL di Kawasan Kota Tua, Wali Kota Jakbar Kerahkan Satpol PP hingga Pukul 10 Malam

1 Februari 2023

Warga berjalan di trotoar yang menjadi lokasi berjualan PKL di kawasan Kota Tua, Jakarta, Sabtu, 20 April 2019.  ANTARA/Aditya Pradana Putra
Cegah PKL di Kawasan Kota Tua, Wali Kota Jakbar Kerahkan Satpol PP hingga Pukul 10 Malam

Petugas Satpol PP akan mengawasi PKL yang nekat berdagang di kawasan Kota Tua Jakarta dari pukul 07.00 hingga 22.00.


Satpol PP Tegur Wisatawan yang Merokok di Kota Tua Jakarta

25 Januari 2023

Suasana sepi di kawasan Kota Tua, Jakarta, Selasa 17 Januari 2023. Sejumlah petugas pengamanan di tempatkan di sejumlah titik di kawasan Kota Tua untuk mencegah para padagang kaki lima yang membandel berjualan di kawasan tersebut. TEMPO/Subekti.
Satpol PP Tegur Wisatawan yang Merokok di Kota Tua Jakarta

Satpol PP Jakarta Barat mengimbau wisatawan Kota Tua untuk tidak merokok di kawasan itu untuk menjaga daerah itu sebagai wilayah rendah emisi.


Wali Kota Jakarta Barat Klaim Tidak Ada PKL Berjualan di Kawasan Kota Tua

19 Januari 2023

Wali Kota Jakarta Barat, Yani Wahyu Purwoko buka suara soal pedagang kaki lima (PKL) di Kawasan Kota Tua, Kamis, 19 Januari 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Wali Kota Jakarta Barat Klaim Tidak Ada PKL Berjualan di Kawasan Kota Tua

Wali Kota Jakarta Barat berkantor di kawasan Kota Tua Jakarta sejak Senin untuk memastikan tidak ada lagi PKL yang berjualan di sana.


Kawasan Kota Tua Jakarta Mulai Semrawut Lagi, Heru Budi Hartono: Yaa, tapi...

19 Januari 2023

Lalu lintas dan jalur pedestarian yang diperuntukan bagi pejalan kaki di kawasan Kota Tua Jakarta, Ahad sore, 15 Januari 2023.
Kawasan Kota Tua Jakarta Mulai Semrawut Lagi, Heru Budi Hartono: Yaa, tapi...

Heru Budi Hartono mengatakan kawasan Kota Tua Jakarta sudah ditertibkan dan diupayakan untuk dilakukan penataan terhadap pedagang kaki lima.


Satpol PP DKI Bantah PKL Penuhi Kota Tua, Fakta di Lapangan Sebaliknya

18 Januari 2023

Kondisi di depan pintu masuk Museum Fatahillah, Kota Tua, Ahad, 15 Januari 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
Satpol PP DKI Bantah PKL Penuhi Kota Tua, Fakta di Lapangan Sebaliknya

Satpol PP DKI membantah PKL membanjiri kawasan Kota Tua Jakarta, tapi reportase Tempo menunjukkan sebaliknya


Banyak Kendaraan Langgar Zona Emisi Rendah Kota Tua, Dishub DKI Gandeng Polisi untuk Penindakan

16 Januari 2023

Warga bersepeda di kawasan Kota Tua, Jakarta, Ahad, 11 September 2022. Kota Tua telah ditetapkan sebagai Kawasan Rendah Emisi (KRE) / Low Emission Zone, dan menjadi salah satu simpang temu berbagai moda transportasi publik. TEMPO/M Taufan Rengganis
Banyak Kendaraan Langgar Zona Emisi Rendah Kota Tua, Dishub DKI Gandeng Polisi untuk Penindakan

Kepala Dishub DKI memastikan kendaraan yang dapat melintasi Kota Tua hanyalah bus Transjakarta dan kendaraan yang memiliki stiker khusus.