TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta, rupiah kembali melemah di atas 9.500 per dolar Amerika Serikat (AS). Memanasnya suhu politik di Ibu Kota menjelang Pilkada putaran kedua membuat para pelaku sedikit cemas sehingga rupiah kembali melemah.
Dalam transaksi hari ini, Rabu, 19 september 2012, nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin (0,47 persen) ke level 9.438 per dolar AS. Terapresiasinya mata uang regional tidak mampu menahan pelemahan.
Pengamat pasar uang dari PT Harvest International Futures, Ibrahim, menjelaskan, menjelang Pilkada di Jakarta yang akan dilaksanakan Kamis besok serta masih tingginya permintaan dolar AS di pasar domestik membuat rupuah kembali tertekan. Mata uang lokal yang sebelumnya sempat menguat hingga 9.450, Senin lalu, kini kembali berada di atas 9.500 per dolar AS.
Adanya kecemasan dari para pengusaha, bahwa jika calon gubernur dari salah satu kandidat menang akan terjadi huru-hara, membuat pelaku pasar mengamankan posisinya dengan memegang dolar AS. “Namun, kita percaya bahwa keamanan di Jakarta akan terjaga siapa pun yang akan menjadi pemenangnya. Meskipun ini hanya Pilkada, namun karena di Ibu Kota pemerintahan, sangat menjadi perhatian pasar,” ia memaparkan.
Dari faktor eksternal, meningkatnya suhu geopolitik antara Cina dan Jepang serta masih adanya kekhawatiran di Eropa membuat investor juga masih terlihat enggan untuk memegang rupiah. Hal ini tercermin dalam lelang sukuk kemarin, tidak ada yang dimenangkan karena investor meminta imbal hasil (yield) yang lebih tinggi.
Belum ada kejelasan dari Spanyol untuk meminta bantuan dana talangan (bailout) membuat euforia stimulus dari Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral AS (The Fed) mulai meredup. Berita positif sebenarnya kembali berhembus dari Asia setelah Bank Sentral Jepang (BOJ) hari ini juga mengumumkan stimulus dengan menambah pembelian aset menjadi 80 triliun yen.
Dari kawasan regional, dolar Singapura menguat 0,07 persen terhadap dolar AS, won Korea Selatan 0,15 persen, peso Pilipina 0,29 persen, ringgit Malaysia menguat 0,21 persen, serta baht Thailand juga terapresiasi 0,1 persen.
PDAT | VIVA B. KUSNANDAR