TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan menolak rencana pemerintah untuk menaikkan tarif tenaga listrik (TTL) pada awal tahun depan. "Karena listrik berkontribusi sangat besar dalam struktur biaya produksi," kata Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia, Ade Sudradjat dalam konferensi pers di kantornya, Jumat, 21 September 2012.
Ia mengatakan kenaikan tarif listrik akan berakibat pada membengkaknya biaya produksi. Sehingga akan berdampak pada kenaikan harga jual. Padahal di sisi lain, industri sulit menaikkan harga jual karena mempertimbangkan daya saing dengan kompetitor dan daya beli konsumen.
Ia menjelaskan, listrik menyumbang 18,5 persen dari total biaya produksi di industri pemintalan. Sedangkan untuk industri tenun, listrik memiliki peran sebesar 14,4 persen. Ia mengungkapkan, hanya industri garmen yang memiliki persentase listrik relatif kecil dalam struktur biaya produksi.
Ade menyebut penggunaan listrik industri garmen memiliki porsi 1,3 persen dari struktur biaya produksi. Karena listrik banyak digunakan di sektor hulu, maka kenaikan tarif listrik akan mengakibatkan multiplier effect terhadap kenaikan harga jual produk jadi di industri hilir.
Dewan Perwakilan Rakyat melalui Komisi Energi telah menyetujui rencana pemerintah untuk menaikkan tarif dasar listrik. Dengan persetujuan DPR itu, pemerintah bisa menaikkan tarif dasar listrik per 1 Januari 2013 mendatang. Meskipun begitu, pemerintah juga menyatakan kenaikan tarif dasar listrik tersebut tidak akan berimbas kepada pelanggan listrik 450 VA dan 900 VA.
Baca Juga:
Asosiasi Pertekstilan Indonesia menyatakan kenaikan tarif listrik tersebut tidak adil. "Kalau untuk kami, industri bisnis, tarif listrik dinaikkan, maka untuk pelanggan yang lain seharusnya juga, tentunya dengan mempertimbangkan besaran kenaikan," kata Ade.
Dengan rencana kenaikan tarif listrik tersebut, Ade menilai pemerintah memanjakan golongan tertentu.
MARIA YUNIAR
Berita lain:
Kedubes AS Ditutup, Perdagangan Indonesia-AS Jalan
Investor Asing Mulai Minati e-Commerce Indonesia
Bandara Banyuwangi Penyangga Juanda dan Ngurah Rai
Maskapai Lokal Angkut 50 Persen Penumpang Internasional
MUI Bantah Lobi Label Halal di UEA Gagal