TEMPO.CO , Jakarta: Sudah rahasia umum, SMA 6 dan SMA 70 Bulungan, Jakarta Selatan, adalah seteru tawuran. Mereka saling serang secara bergantian. Dalam tawuran Senin siang, 24 September 2012, menurut Kepala Reserse Kepolisian Resor Jakarta Selatan, Ajun Komisaris Besar Hermawan, SMA 70 menyerang lebih dulu.
Menurut Hermawan, Senin siang pukul 12.00 WIB, murid-murid SMA 6 baru bubar sekolah. "Mereka baru habis ujian," ucap Hermawan ketika dihubungi Senin petang. Lima murid SMA 6 makan gultik alias gulai tikungan.
Tiba-tiba mereka diserang murid SMA 70 sebanyak 20 orang. Tanpa adu mulut, mereka langsung menyerang. "Ada yang bawa arit," kata Hermawan.
Kelima murid tadi lantas kocar-kacir di kawasan bunderan Bulungan itu. Tambah lagi, ada dua orang guru SMA 6 yang melihat kejadian tersebut dan membubarkan.
Tawuran berlangsung singkat, sekira 15 menit. Namun, menyisakan dua korban luka dan satu korban tewas terkena luka bacok di bagian dada. Dialah Alawi, siswa kelas 10.8 SMA 6. Pelajar malang itu sempat dilarikan ke Rumah Sakit Muhammadiyah, tapi nyawanya tak tertolong. Sedangkan korban luka, satu luka di pelipis, satu lagi luka kecil di jari tangan.
Sebuah arit dengan noda darah, tertinggal di lokasi. Untuk mencocokkan darah di arit dengan darah korban, barang bukti itu dibawa ke laboratorium forensik.
Hingga kini, Hermawan bilang, polisi sudah memeriksa satu orang guru SMA 70, dua orang guru SMA 6, dan dua saksi lain. Sekarang, polisi gabungan polres dan polsek masih mengintai sekolah-sekolah itu untuk antisipasi peristiwa susulan.
ATMI PERTIWI
Berita lain:
Prita Mulyasari: Bayaran Kasus Saya Rp 0
Tujuh Perampok Gasak Rumah Mewah di Menteng
Tujuh Polwan Pernah Menyamar Jadi Pelacur Keyko
Pedagang Tanjung Priok Ditusuk Hingga Tewas
Prita Mulyasari Masih Percaya Rumah Sakit