TEMPO.CO, Jakarta - Dana Pengembangan Pendidikan Nasional alias Dana Abadi Pendidikan tahun depan diperkirakan mencapai Rp 15 triliun. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh mengatakan tersedia Rp 1 triliun untuk beasiswa S-2 dan S-3 non-pegawai negeri sipil dan non-dosen, penelitian skala nasional, serta pembangunan infrastruktur pendidikan pascabencana.
"Rp 1 triliun itu bisa dari hasil deposito atau yang lain," kata Nuh sebelum rapat kerja dengan Komite IV Dewan Perwakilan Daerah di Jakarta, Rabu, 26 September 2012. Dana tersebut nantinya akan dikelola oleh Badan Layanan Umum (BLU) Dana Pengembangan Pendidikan Nasional.
Badan itu akan beroperasi mulai awal 2013. Nuh mengatakan, BLU menjadi lembaga yang tepat untuk mengelola karena badan ini tidak memprioritaskan keuntungan dan didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Ia mencontohkan, banyak universitas dan rumah sakit pemerintah yang berstatus BLU.
Nuh menyesalkan adanya kritik dari DPR yang menanyakan adanya dana abadi. "Tiap tahun, yang membuat anggaran pendidikan itu pemerintah dan DPR," kata mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh November ini. Ia berharap DPR segera menyetujui sehingga program ini bisa diwujudkan tahun depan.
Dana abadi pada 2010 ditandai dengan penyisihan Rp 1 triliun dari anggaran fungsi pendidikan. Jumlahnya menjadi Rp 3,6 triliun setelah pada 2011 pemerintah mengalokasikan Rp 2,6 triliun untuk dana abadi. Tahun ini, aliran yang masuk mencapai Rp 7 triliun sehingga jumlahnya melonjak tajam menjadi Rp 10,6 triliun. Tahun depan, bakal ada penyisihan dana sekitar Rp 5 triliun.
SUNDARI
Terpopuler:
DPR Pertanyakan Konflik Menhan dan Jakarta Post
PDIP Tak Setuju Protokol Antipenistaan Agama SBY
Mayjen Subekti jadi Rektor Universitas Pertahanan
Bulan Madu PDIP dan Prabowo di Ujung Tanduk
Seluruh Ijazah Guru di Banten Akan Diperiksa Ulang