TEMPO.CO, Yogyakarta - Masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta sangat antusias berinvestasi melalui Obligasi Retail Indonesia (ORI) seri 009. Tawaran obligasi pemerintah yang per unitnya mencapai Rp 5 juta itu menjanjikan bunga tetap (fixed rate) sebesar 6,25 persen atau lebih tinggi dari bunga deposito.
"Pembayaran bunga dilakukan setiap bulan dan tenor-nya per tiga tahun," kata
Ketua Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Yogyakarta, Irfan Noor Riza, Senin, 1 Oktober 2012.
Secara nasional, pencapaian penjualan ORI ditargetkan mencapai Rp 12 triliun. Sejak diluncurkan pada 21 September dan akan ditutup 5 Oktober mendatang, di Yogyakarta masing-masing bank atau sekuritas yang ditunjuk mendapatkan jatah mencapai puluhan miliar.
Masyarakat terutama yang suka berinvestasi, tidak hanya melirik investasi emas dan deposito bank saja, tapi juga memburu obligasi ini. Selain aman, bunga obligasi tersebut juga tergolong tinggi.
Pemerintah menunjuk sedikitnya 22 agen penjualan ORI 009 ini, baik dari sekuritas maupun perbankan. Masyarakat bisa membeli di bank-bank yang ditunjuk maupun perusahaan sekuritas.
Para investor saham pasar modal di Daerah Istimewa Yogyakarta yang tercatat mencapai 4.350-an investor juga melirik ORI ini. Walhasil, agen ORI meminta jatah lagi kepada pemerintah karena peminatnya berlebih (oversubscribbed).
PT Bank Negara Indonesia (BNI) di Daerah Istimewa Yogyakarta menargetkan dapat menjual ORI seri 009 hingga Rp 10 miliar. Sejak dibuka penjualannya pada 21 September 2012 lalu, realisasi penjualan ORI 009 di BNI lebih dari Rp 5,5 miliar .
"Targetnya hingga penutupan mencapai Rp 10 miliar," kata pimpinan bidang penyelia Kantor Layanan Nasabah BNI Trikora Yogyakarta, Bahfiar Yulianto.
ORI ini merupakan obligasi pemerintah yang dibuat khusus bagi investor bermodal pas-pasan. Pecahan nominalnya Rp 5 juta per unit untuk memiliki ORI ini. Maksimal per individu bisa memiliki hingga nilainya Rp 3 miliar. Selain itu, pemerintah menjamin investasi ini sehingga sangat aman.
MUH SYAIFULLAH
Berita Terpopuler
Spanyol Butuh Pinjaman US$ 267 miliar
Wika Bangun Jalan di Brunei Darussalam
Al-Qaeda Indonesi Gunakan Peledak Nitrogliserin
Penyatuan Tiket dan Pajak Bandara Berlaku Hari Ini
Menteri Hatta Dukung Proyek Monorail Dilanjutkan