TEMPO.CO, Paris - Bisa ular dapat sangat berbahaya, namun dapat pula menjadi obat penghilang rasa sakit yang ampuh. Khasiat bisa ular bahkan dapat lebih hebat dari morfin sekalipun. Syahdan, dokter Eric Lingueglia dari Institut Molekuler dan Farmakologi Seluler Prancis meneliti bisa dari 50 spesies binatang, guna mencari zat analgesik (bius penghilang rasa sakit) paling kuat di dunia.
Hasilnya, bisa ular black mamba yang terbukti memiliki zat analgesik paling kuat di antara jenis zat analgesik lainnya. "Ketika bisa ular mamba ini diujikan pada tikus, kandungan analgesik dalam zat tersebut hampir setara dengan morfin, tapi tentunya tidak perlu terkena efek sampingnya yang lebih berbahaya," ujar Lingueglia kepada BBC, Kamis, 4 Oktober 2012.
Penelitian ini membuktikan bahwa bisa ular black mamba memiliki protein dengan kandungan analgesik yang sangat kuat yang disebut "Mambalgins". Sebelum penelitian dilakukan Lingeglia, ahli bisa ular dari Liverpool School of Tropical Medicine, dokter Nischolas Casewell, pernah menyatakan bisa ular dapat menjadi sumber obat-obatan yang spesial.
"Penelitian yang dilakukan Lingeglia sangat menarik, bisa ular merupakan sebuah contoh obat-obatan yang paling kuat dan menarik dari seluruh kelas obat analgesik di dunia," ujar Casewell kepada BBC, Kamis, 4 Oktober 2012.
Kedua ahli pun mengaku sama-sama merasa takjub dan aneh dengan penelitian ini. Casewell maupun Lingueglia berpendapat efek bisa ular menjadi obat analgesik ini mungkin saja merupakan hasil atau efek samping racun yang bekerja dengan racun lain dalam tubuh spesies yang diuji, misalnya tikus.
"Mungkin karena ini diujikan pada tikus, bisa saja racun yang bekerja memiliki efek yang berbeda. Proses dan hasilnya bisa saja berbeda bila dimasukkan dalam tubuh manusia," ujar Casewell.
Sementara itu, menurut Lingueglia, morfin bekerja pada jalur opioid otak. Artinya, jalur ini dapat memotong rasa sakit pada otak, namun dapat menyebabkan ketagihan, sakit kepala, susah berpikir, muntah, dan otot berkedut. Para peneliti menyatakan zat Mambalgin pada ular black mamba dapat mengatasi nyeri melalui jalur yang berbeda dari morfin.
Lingueglia berpendapat Mambalgin diujikan pada otak tikus karena strukturnya hampir mirip dengan otak manusia. Ia berharap Mambalgin dapat dikembangkan sebagai obat penghilang rasa sakit yang dapat digunakan di klinik. "Tes laboratorium juga sudah dilakukan. Hasilnya menunjukkan bahwa efek kimia Mambalgin dapat bekerja pada otak manusia," ujar Lingueglia.
CHETA NILAWATY | BBC
Berita lain:
Layanan BBM Pulih, Hati-hati Pesan Broadcast Hoax
Hati-hati Broadcast BB Hoax
Kuburan Ratu Suku Maya Ditemukan
Ditemukan, Pidato Steve Jobs 1983
Ponsel Unik Berbentuk Sarung Tangan
Curiosity Akan Bawa Tanah Planet Mars