TEMPO.CO, Jakarta - Menguatnya saham Astra International (ASII) berhasil mengantar indeks kembali mencatat rekor tertinggi baru sepanjang sejarah bursa. Saham ASII yang diburu investor asing membuat harganya melonjak 4,7 persen menjadi Rp 7.750 per saham.
Walhasil, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Kamis, 4 Oktober 2012, ditutup naik 19,95 poin (0,47 persen) ke posisi 4.271,461. Saham ASII menyumbang kenaikan indeks 16 poin lebih. IHSG sempat menyentuh level tertingginya di 4.275.
Analis dari PT Batavia Prosperindo Sekuritas, Julio Parningotan, menjelaskan, positifnya sebagian bursa regional mampu menopang penguatan IHSG. “Ditambah lagi dengan melonjaknya harga saham Astra yang menjadi salah satu penggerak bursa domestik membuat indeks berhasil ditutup pada level tertinggi baru,” tuturnya.
Antisipasi investor terhadap keluarnya laporan Astra yang diprediksi masih akan mencatat pertumbuhan menjadi salah satu alasan bagi investor asing kembali memburu saham otomotif terbesar, Astra.
Data ekonomi Amerika Serikat (AS), yang dirilis kemarin, lebih baik dari perkiraan para analis dan mampu meredakan kecemasan akan pelambatan ekonomi global sebelumnya, seiring memburuknya data ekonomi Asia dan kawasan Eropa.
Volume perdagangan mencapai 3,34 miliar saham, dengan nilai transaksi Rp 4,13 triliun, serta frekuensi 135,1 ribu kali transaksi. Harga 129 saham naik, 102 saham turun, serta 108 saham lainnya stagnan. Dan investor asing mencatat pembelian bersih Rp 282 miliar.
Saham yang turut mengerek indeks kali ini, antara lain ASII naik Rp 350 menajdi Rp 7.750, XL Axiata (EXCL) menguat Rp 200 ke Rp 7.000, Kalbe Farma (KLBF) Rp 125 menjadi Rp 4.700, Bank BCA (BBCA) naik Rp 50 ke Rp 7.900, serta Bank Mandiri juga naik Rp 50 menjadi Rp 8.050 per lembar.
Dari regional, bursa Australia menguat 0,31 persen, bursa Hong Kong naik 0,09 persen, bursa Tokyo naik 0,89 persen, bursa India menguat 1 persen, serta bursa Singapura juga menguat 0,31 persen. Sedangkan bursa Seoul turun 0,17 persen serta bursa Taiwan juga terkoreksi tipis 0,03 persen.
VIVA B. KUSNANDAR