TEMPO.CO, Barcelona - Sudah hampir 20 menit David Villa melakukan pemanasan bersama Bartra dan Song di pinggir lapangan saat laga El Clasico melawan Real Madrid di Camp Nou, Senin dinihari lalu. Sesekali ia berhenti, menatap sang pelatih, Tito Vilanova, yang masih sibuk memberikan instruksi kepada para pemain.
Namun, hingga peluit tanda berakhirnya pertandingan terdengar, Vilanova tak kunjung menunjuknya untuk tampil. Villa meninggalkan lapangan dengan kepala menunduk. Ia kecewa. Tak seorang pun ingin melewatkan duel El Clasico. Untuk pemain sekelas Villa, tak diturunkan di laga mahapenting ini jelas menjadi kekecewaan besar.
"Saya ingin secepatnya kembali bermain, tetapi saya menunggu keputusan pelatih," katanya. "Saya baik-baik saja, hanya kurang waktu bermain. Saya menghabiskan delapan bulan tanpa berkompetisi. Jika di tim lain, saya akan langsung dimainkan."
Sejak awal musim, Villa hanya sekali menjadi starter, yakni saat Barcelona menekuk 2-0 Granada, 22 September lalu. Saat itu ia hanya bermain 54 menit sebelum digantikan Pedro. Sepekan kemudian, saat melawan Sevilla, Villa baru masuk di menit ke-79, menggantikan Dani Alves. Saat itu ia tampil sebagai penentu kemenangan Barca lewat golnya di menit akhir.
Namun menjadi penyelamat ternyata tak cukup untuk membuatnya kembali menjadi pilihan utama. Sebab, saat timnya terbang ke Lisabon untuk menantang Benfica di laga kedua Liga Champions awal Oktober, Villa hanya diturunkan di menit ke-82 menggantikan Pedro. Saat itu Barca menang 2-0, tapi peran Villa minim.
Setelah delapan bulan dibekap cedera, Villa tentu ingin kembali. Tapi Pelatih Vilanova ternyata ingin ia lebih bersabar. Vilanova kabarnya sedang mengajarinya satu hal: bahwa sepak bola tak sekedar mengolah bola dan mengopernya ke kawan, tapi juga tentang kesabaran.
Villa bukan tak menyadari hal ini. Keputusan pelatih untuk tak tergesa menurunkannya, menurut dia, karena faktor medis. Setelah hampir semusim mengalami cedera, proses kembali menuju performa puncak akan butuh waktu. "Bisa segera bermain setelah cedera panjang itu tak logis. Tidak baik buat saya, klub, dan juga teman-teman di tim."
MARCA | DWI RIYANTO AGUSTIAR
Berita Terpopuler
Sriwijaya FC Lepas Ponaryo Astaman
PSSI Tak Hadiri Pertemuan dengan KONI
Mau Dilaporkan AFC, La Nyalla Cuek
Sikut Cabaye, Van Persie Lolos dari Sanksi
Cerita Unik di Balik Model Rambut Ronaldo
Ferguson: Akademi MU Terbaik di Inggris