TEMPO.CO, Jakarta - Akun Anonymous menyatakan kekecewaannya terhadap WikiLeaks. Kelompok ini percaya bahwa WikiLeaks terlalu fokus terhadap kasus pendirinya, Julian Assange, yang sedang berjuang melakukan ekstradisi ke Swedia.
Keretakan hubungan keduanya mengancam pengaruh dukungan kumpulan peretas terhadap WikiLeaks terkait kampanye kerahasiaan pemerintah dan penyelewengan perusahaan. Jika demikian, WikiLeaks akan kehilangan pendukung terbesar dan terkuatnya.
Seberapa besar kekecewaan itu memang sulit dijelaskan. Namun setidaknya, siaran pers maupun tweet memperlihatkan golongan anti-WikiLeaks dalam akun Anonymous itu. "Kami unfollowed @WikiLeaks dan menarik dukungan kami. Itu ide yang mengagumkan," bunyi tweet IRC Anonymous.
Kekecewaan Anonymous terhadap WikiLeaks datang pekan ini ketika kelompok secret buster terpasang di halaman donasi dan muncul ketika seseorang mengunjungi situs Global Intelligence Files. Berkas itu berisi lebih dari 5 juta surat elektronik perusahaan intelijen internasional Stratfor. Sedangkan Anonymous mengklaim bertanggung jawab untuk meretas Stratfor dan menyerahkan e-mail itu kepada WikiLeaks.
Anonymous melihat bahwa halaman donasi itu sebagai payywall, yaitu sebuah sistem yang mencegah pengguna Internet mengakses konten halaman Web tanpa langganan. Mereka menganggap ini adalah penghinaan terhadap keyakinan bahwa informasi harus bebas. "Kami meminta @WikiLeaks untuk mengganti set dan menarik donasi #InformationWantsToBeFree," tulis mereka dalam Twitter.
Awalnya, WikiLeaks mempertahankan halaman itu, namun kemudian menariknya dari situs. "Tweet, membagi, menunggu, atau kampanye donasi, bukan paywall," begitu balas WikiLeaks. Halaman tersebut sepertinya muncul sebagai bentuk perlawanan dan sebagai kampanye penggalangan dana atas Assange.
Anonymous adalah pembela gigih WikiLeaks. Mereka meluncurkan serangan cyber terhadap musuh-musuhnya dan membalik dokumen yang dicuri dari pemerintah maupun website perusahaan.
Bahkan, pada 2010 lalu, Anonymous menyerang situs Visa, MasterCard, dan Paypal, setelah perusahaan itu menolak mengirim donasi dari para penyumbang kepada WikiLeaks.
CSO ONLINE | ISMI WAHID
Berita Lainnya:
Begini Cara KPK Melindungi Novel
Novi Amilia Pernah Jadi Sampul Seksi di Popular
Di Balik Jumat Keramat Ada Komjen Sutarman?
Basuki Pilih Tinggal di Pluit daripada Rumah Dinas
Model Berbikini Itu Juga Penyanyi Dangdut