TEMPO.CO, Sydney - Tony Abbott adalah "singa" di Canberra dan "tikus" di Indonesia, tulis Sydney Morning Herald memulai tulisannya, mengutip omongan Menteri Imigrasi Chris Bowen.
Berbicara kepada wartawan di Sydney hari ini, Bowen mengutip laporan yang menyebut bahwa pemimpin oposisi ini tidak mengangkat kebijakan pemulangan kembali pencari suaka dengan perahu dalam pertemuan dengan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, tadi malam. Ia menyebutnya sebagai "diam seribu bahasa".
Kebijakan ini merupakan titik kunci dari pertentangan antara kubu koalisi dan pemerintah Indonesia. "Tony Abbott biasanya bicara semua ketika menyangkut pencari suaka, sekarang dia bahkan diam," kata Bowen.
Perdana Menteri Julia Gillard yang tengah berada di India, berkomentar sama dengan Bowen. Ia menyatakan kepada wartawan, diamnya Abbott di depan SBY--sementara di dalam negeri dia lantang berteriak--sebagai "sangat pengecut".
Abbott dan SBY berbicara setelah pertemuan 30 menit. Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mengatakan kepada wartawan bahwa "model spesifik, kemungkinan tertentu" tidak diangkat oleh Abbott dalam pembicaraan itu.
"Ada diskusi yang baik soal penyelundupan manusia...tapi tidak ada identifikasi khusus dari kebutuhan...untuk mengembalikan mereka dengan perahu," kata Natalegawa, seperti dikutip SMH.
Menurut dia, kebijakan oposisi Australia menyikapi masalah penyelundupan manusia tidak terlalu berbeda secara fundamental dengan kebijakan pemerintah Australia atas persoalan tersebut. "Intinya bahwa masing-masing negara memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk bisa mengatasi masalah ini pada tingkat nasional, kemudian bekerja sama pada tingkat regional," ujar Marty.
Bowen mengatakan Abbott tidak mengangkat masalah ini dengan Yudhoyono karena dia tidak ingin mendengar jawabannya. "Dia hanya singa di Canberra, tetapi menjadi tikus di Indonesia," katanya.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan itu, Abbott hanya mengatakan ada "berbagai masalah" yang dibahas.
SMH | TRIP B
Terpopuler:
Miyabi, Dokter Gadungan di 13 Rumah Sakit
Presiden Mauritania Tak Sengaja Tertembak
Norodom Sihanouk Meninggal Jelang Ultah ke-90
Turki Larang Semua Penerbangan Suriah
Tiga Bintang K-Pop Pilihan Kandidat Presiden Korea