TEMPO.CO, Jakarta - Tidak ada kejahatan yang sempurna. Ungkapan itu agaknya cocok bagi pengungkapan kasus perampokan terhadap sebuah pom bensin di Jalan Raya Bojong Pemda, Kampung Bugel, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Senin dinihari, 15 Oktober 2012.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kota Tangerang, Komisaris Shinto Silitonga, mengatakan kasus perampokan ini bisa terbongkar karena polisi curiga dengan keterangan satpam pom bensin dan sebuah jam tangan. "Awalnya security ini mengaku sebagai korban," kata Shinto di kantornya, Rabu, 17 Oktober 2012.
Ketika diperiksa beberapa waktu lalu, satpam bernama Ahmad, 60 tahun, mengaku disekap kawanan perampok dan jam tangannya dirampas. "Tapi, belakangan kami mendapati Ahmad mengenakan jam tangan yang katanya diambil perampok," ujar Shinto.
Menangkap kejanggalan itu, polisi lantas memfokuskan pemeriksaan terhadap Ahmad sampai ia mengaku. "Ternyata ia adalah dalang perampokan itu," katanya. Dalam pemeriksaan, kata Shinto, Ahmad menceritakan setelah membagi hasil rampasan, ia mengenakan kembali jam tangannya.
Dari "nyanyian" Ahmad, polisi memperoleh identitas tersangka perampokan lainnya yang berjumlah enam orang. Perampokan yang direncanakan sejak enam bulan terakhir itu menargetkan uang hasil menjual bensin sebesar Rp 200 juta.
Sayangnya, karyawan SPBU sudah menyetorkan pendapatan pom bensin ke bank sebelum peristiwa perampokan terjadi. Walhasil, jarahan yang didapat Ahmad dan kawan-kawan tak maksimal.
Ia hanya memperoleh uang tunai Rp 14 juta yang tersimpan di dalam brankas, tiga unit ponsel, dan sebuah laptop. Kepada polisi, Ahmad mengaku akan menggunakan uang hasil rampokan untuk membayar utang.
JONIANSYAH
Berita terpopuler lainnya:
Kenapa Novi Amilia Buka Baju Waktu Nyetir?
Penyebab Novi Lepas Baju di Mobil Versi Psikiater
Pagi Ini, Jokowi Nempel SBY di Kemayoran
Model Bikini Novi Amilia Minta Maaf
Seperti Apa Impian Jokowi Soal Metromini?
Dokter Sebut Novi Amelia Kena Gangguan Jiwa