TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meninggalkan ruang kerjanya untuk menemui ribuan buruh yang berdemo di Balai Kota. Ia menembus barikade massa untuk menyapa mereka dengan pengeras suara dari atas mobil pick-up.
"Saya datang ke sini agar tak mengundang kecurigaan," ujarnya pada kerumunan pendemo, Rabu, 24 Oktober 2012. Soalnya, kata dia, jika ia tak turun langsung dan meminta perwakilan buruh mendatangi kantornya, akan menimbulkan prasangka buruk. Kehadirannya ini disambut dengan tepuk tangan para pengunjuk rasa.
Di luar, Ahok yang hanya berbicara sekitar 10 menit kemudian meminta perwakilan massa agar mengikutinya ke ruang kerja untuk membahas lebih lanjut tuntutan mereka. "Mari kita bicarakan di dalam," ujarnya.
Sekitar 5.000 massa buruh se-DKI Jakarta mulai beraksi di depan Balai Kota, Jakarta Pusat, sejak pukul 10.30 WIB. Dari pantauan Tempo, massa sudah mulai berbaris rapi memenuhi satu ruas Jalan Medan Merdeka Selatan sepanjang Balai Kota. Sebuah pick-up yang membawa alat pengeras suara diparkir di pusat aksi, seorang orator mulai berkoar menyampaikan tuntutannya, yakni penyesuaian Upah Minimum Provinsi (UMP) dan pengetatan outsourcing.
"Kami minta pembahasan ini tanpa Kepala Dinas (Tenaga Kerja). Ia mafia bagi kami. Kami minta ia dipecat hari ini," ujar orator Barli Silitonga yang berdiri atas pick up lain, berhadapan dengan Basuki.
Basuki kemudian membalas, "(Kadis) harus ikut. Pendemo bawa bukti-buktinya. Kalau ia salah dan tak mau bertobat, kita pecat." Massa pun bergemuruh mendengar ucapan sang wakil gubernur. Sekitar 25 orang perwakilan buruh yang berseragam hitam lalu mengikuti Basuki menuju ruang kerjanya.
M. ANDI PERDANA
Berita lain:
Video Sidak Jokowi Diunggah ke Youtube
Jokowi Bangun Stadion Persija Rp 1,5 Triliun
Betulkah Jokowi Usir Bos MRT?
Ini, 10 Miliarder Indonesia 2012 Versi Forbes
Tiga Jurus Jokowi Atasi Banjir Kampung Pulo