Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

MS Hidayat: Baru Kali Ini Kertas Indonesia Ditolak  

Editor

Abdul Malik

image-gnews
MS Hidayat. ANTARA/Yudhi Mahatma
MS Hidayat. ANTARA/Yudhi Mahatma
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian MS Hidayat mengaku masih mempelajari aksi boikot Walt Disney Company atas kertas Indonesia. Ia mengatakan institusinya masih melakukan perundingan dengan perusahaan Walt Disney. 

"Tuduhan tersebut sudah saya sikapi. Saat ini kami sedang berunding," kata Hidayat saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian usai rapat koordinasi, Kamis, 25 Oktober 2012. 

Aksi boikot ini, menurut Hidayat, merupakan yang pertama kalinya dilakukan oleh Walt Disney. "Selama 15 tahun ekspor ke Jepang, baru kali ini dilakukan dumping," ujarnya.

Meskipun begitu, kementerian saat ini juga terus berusaha berunding dengan pihak asosiasi. Langkah ini, kata Hidayat, dilakukan agar para pelaku industri tidak menyalahi aturan dan tetap mengikuti prosedur yang berlaku. 

Sebelumnya diberitakan perusahaan di bidang hiburan dan media Amerika Serikat, The Walt Disney Company, kembali mengumumkan penolakannya untuk menggunakan kertas dan serat yang terkait dengan perusakan hutan dan kekerasan hak asasi manusia. Kertas dan serat itu berasal dari negara mana pun di dunia, termasuk Indonesia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Mempertimbangkan pentingnya isu deforestasi di Indonesia, Disney meminta kepada semua pemegang lisensinya di dunia, vendor, dan para pemasok untuk menghindari penggunaan kertas dari Indonesia yang tidak memenuhi standar,” demikian pernyataan resmi Disney yang diumumkan dalam situs resmi perusahaan pada 11 Oktober 2012. 

Kebijakan Walt Disney, yang juga menjadi penerbit buku dan majalah anak terbesar di dunia ini, diperkirakan berdampak pada hampir 25 ribu pabrik di 100 negara, termasuk 10 ribu pabrik di Cina.

AYU PRIMA SANDI

Baca juga:
Lima Alhamdullilah Dahlan Iskan Soal Ancaman DPR

Dahlan Iskan Siap Jelaskan Dugaan Korupsi PLN

SBY Resmikan 7 Proyek Senilai Rp 19 Triliun

DPR dan Pemerintah Sepakati Privatisasi 3 BUMN

Kabel Tercabut, PLTU Muara Karang Terganggu

Pendapatan Iklan Facebook Kembali Naik

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Australia Cabut Bea Masuk Kertas A4 Indonesia, Momentum Tingkatkan Ekspor

53 hari lalu

Alat berat melakukan bongkar muat batang pohon Eucalyptus yang merupakan bahan baku kertas di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 22 Agustus 2023. BPS mencatat, PDB industri kertas dan barang dari kertas, percetakan, dan reproduksi media rekaman tumbuh 2,22 persen (yoy) pada kuartal I/2023, dipicu oleh meningkatnya ekspor produk industri kertas. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Australia Cabut Bea Masuk Kertas A4 Indonesia, Momentum Tingkatkan Ekspor

Ekspor kertas A4 Indonesia ke Australia turun sejak pengenaan bea masuk anti dumping tersebut berlaku.


Bahan Baku Menipis, Industri Kertas Kembang Kempis

14 Februari 2020

Sejumlah murid membuat lukisan diatas kertas daur ulang yang terbuat dari puntung rokok di pabrik daur ulang di Votorantim, Sao Paulo, Brasil, 7 Maret 2017. REUTERS/Paulo Whitaker
Bahan Baku Menipis, Industri Kertas Kembang Kempis

Bahan baku industri kertas akan mulai langka pada Maret 2020, sehingga harganya menjadi sangat tidak kompetitif.


Sampah Plastik Banjiri Asia Tenggara Sejak Cina Menutup Pintu

18 Juni 2019

Petugas Dinas Kesehatan membersihkan ribuan jarum suntik limbah medis yang ditemukan di tepi jalan kawasan Jebres, Solo, Jawa Tengah, Selasa, 5 Maret 2019. Ribuan jarum suntik itu dibuang dengan kondisi terbungkus plastik di jalan KH Masykur. Foto: Bram Selo Agung
Sampah Plastik Banjiri Asia Tenggara Sejak Cina Menutup Pintu

Setidaknya ada empat kasus impor limbah sampah plastik ke Tanah Air sejak Januari 2018 hingga Juni 2019.


Penyelundupan Sampah Plastik Marak, Ini Langkah Bea Cukai

17 Juni 2019

Aktivis dari Koalisi Melawan Limbah menggotong tong berisi lumpur limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) saat unjuk rasa di Bandung, 28 April 2016. Aksi ini digelar dengan menumpahkan bukti pencemaran berupa lumpur limbah B3 industri tekstil. TEMPO/Prima Mulia
Penyelundupan Sampah Plastik Marak, Ini Langkah Bea Cukai

Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan melakukan tiga langkah utama untuk mencegah masuknya sampah plastik dari negara lain ke Indonesia.


Buntut Sampah Plastik Selundupan, Impor Kertas Diperketat

17 Juni 2019

Mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Kolektif Independen melakukan aksi damai saat peringatan Hari Bumi di Universitas Singaperbangsa, Karawang, Jawa Barat, Senin, 22 April 2019. Aksi tersebut digelar untuk mengkampanyekan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan plastik sekali pakai dan membuang sampah pada tempatnya. ANTARA
Buntut Sampah Plastik Selundupan, Impor Kertas Diperketat

Temuan penyelundupan sampah plastik dalam impor kertas bekas membuat pemerintah memutuskan untuk memperketat impor kertas bekas.


KLHK Minta Impor Kertas di Jalur Merah, Airlangga: Kurang Tepat

17 Juni 2019

Para pelajar mendaur ulang sampah kertas menjadi gunung di Sekolah Dasar Negeri Tanah Tinggi 1, Tangerang, Banten, 20 Februari 2016. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
KLHK Minta Impor Kertas di Jalur Merah, Airlangga: Kurang Tepat

Menteri Perindustrian menilai kertas bekas bukan tergolong Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) sehingga tidak tepat jika masuk ke jalur merah impor.


Kemenperin: Pengembangan Industri Pulp dan Kertas Jadi Prioritas

12 November 2018

Ketua HKI Sanny Iskandar (paling kiri) dan Direktur Enterprise & Business Service Telkom Dian Rachmawan (paling kanan) saat menandatangani Nota Kesepahaman tentang Penyediaan dan Pengembangan Layanan Telecommunication, Information, Media, Edutainment & Services (TIMES) disaksikan oleh Menteri Perindustrian  Airlangga Hartarto dan Sekjen HKI Rahmadi Nugroho di Jakarta, Kamis, 28 Juni 2018. (dok Telkom)
Kemenperin: Pengembangan Industri Pulp dan Kertas Jadi Prioritas

Kemenperin mengatakan industri pulp dan kertas perlu meningkatkan daya saing produknya sehingga bisa lebih kompetitif di pasar global.


Bungkus Kertas Lebih Baik dari Styrofoam? Simak Faktanya

20 November 2017

Petugas melakukan kampanye pelarangan penggunaan styrofoam untuk bungkus makanan dan minuman di Bandung, Jawa Barat, 14 Desember 2016. TEMPO/Prima Mulia
Bungkus Kertas Lebih Baik dari Styrofoam? Simak Faktanya

Styrofoam atau stirena adalah zat kimia yang terdapat dalam sejumlah makanan yang biasa dikonsumsi manusia, seperti stroberi, kopi, dan kacang.


APP Sinar Mas Suplai 60 Persen Kebutuhan Kertas Al-Quran Dunia

10 Juni 2017

Product Manager APP Citra Mulia dan Product Development Manager M. Ajidarmo memamerkan Al Quran berkertas halal produksi APP di Sinar Mas Land Plaza, Menteng, Jakarta, 9 Juni 2017. TEMPO/Aghniadi
APP Sinar Mas Suplai 60 Persen Kebutuhan Kertas Al-Quran Dunia

APP Sinar Mas kini menargetkan bisa bersaing dengan pemasok kertas halal untuk Al-Quran yang masih didominasi Jepang dan Korea.


Produsen Kertas Terpukul Tuduhan Praktik Dumping

28 Mei 2017

Pabrik kertas Leces. TEMPO/David Priyasidharta
Produsen Kertas Terpukul Tuduhan Praktik Dumping

Ameriksa Serikat dan Australia sudah memberlakukan proteksi dengan mengenakan bea masuk antidumping terhadap kertas asal Indonesia.