TEMPO.CO, Bekasi - Forum Investor Bekasi optimistis masalah perburuhan selesai dan tidak menimbulkan gangguan sosial di kawasan industri di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Sekretaris Umum Forum Investor Bekasi, Handoyo, mengatakan, pengusaha berkomitmen mempertahankan investasi di bidang industri dengan tetap berupaya bersinergi dengan buruh dan serikat pekerja di Bekasi.
"Kami aktif melakukan pertemuan dengan serikat buruh, duduk satu meja mencari solusi persoalan ketenagakerjaan," kata Handoyo, merespons aksi demonstrasi buruh yang berlangsung hingga malam hari dan mulai meresahkan masyarakat, Sabtu, 3 November 2012.
Menurut Handoyo, masalah utama yang memicu aksi buruh adalah aturan perburuan dari pemerintah yang kurang jelas. Akibatnya, muncul perbedaan sikap antara pengusaha dan buruh. Contohnya, sistem kerja kontrak. Buruh menuntut sistem itu dihapus untuk semua bidang pekerjaan.
Pengusaha, kata Handoyo, telah memiliki kebijakan yang bersifat mengakomodasi keinginan buruh dengan penghapusan sistem kerja kontrak.
Selain itu, kesepakatan tripartit antara pengusaha, buruh, dan pemerintah juga telah dicapai. Di antaranya, tidak ada lagi sweeping yang dilakukan para buruh sehingga mengganggu aktivitas kerja perusahaan.
Saat ini, kata Handoyo, kesepakatan itu memang belum sepenuhnya dipatuhi. Sejumlah buruh masih tetap melakukan aksi. Namun, dia yakin, dengan kerja sama yang baik, iklim industri kembali baik.
"Terlepas dari kepentingan apa pun... kami pengusaha ingin adanya kerja sama yang baik dengan pekerja," kata pemilik PT Mulya Keramin itu.
Kebijakan lain yang dilakukan pengusaha adalah memberikan skala prioritas kepada putra daerah untuk diterima sebagai pekerja di perusahaan masing-masing.
Forum Investor pada 8 November mendatang akan kembali duduk bersama dengan para buruh dan pemerintah mencari solusi persoalan perburuan di Kabupaten Bekasi, yang menjadi salah satu kawasan industri terbesar di Asia Tenggara. Forum Industri menggelar dialog dengan tema, "Industri in Harmony", yang rencananya dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Sebelumnya, Ketua FSPMI Kabupaten Bekasi Obon Tabroni menyalahkan pemerintah daerah yang tidak tanggap menyelesaikan persoalan perburuhan di Kabupaten Bekasi. Dalam sebulan, kata Obon, ada sepuluh aduan masalah ketenagakerjaan, tetapi tidak ada yang kelar. "Bagaimana bisa selesai, Dinas Tenaga Kerja hanya memiliki enam orang mediator untuk menangani masalah di 4.600 perusahaan," kata dia.
Aksi demonstrasi yang berlangsung hingga malam hari, menurut Obon, bukan dilakukan dalam bentuk turun ke jalan. Namun pertemuan dengan pengusaha industri dalam bentuk mediasi yang tidak selesai pada siang hari, sehingga mereka enggan meninggalkan kawasan sebelum ada hasilnya. "Kalau dilanjutkan esok hari, susah lagi menemui pengusaha," katanya.
Obon merespons positif upaya pengusaha dalam menyelesaikan persoalan tenaga kerja yang mulai membaik.
HAMLUDDIN
Berita lain:
Kemahalan, Biaya MRT di Jakarta
Seluruh Puskesmas Jakarta Akan Pakai CCTV
SMAN 70 Ragu Pecat Siswa Tersangka Tawuran
Kondisi Novi Amilia Membaik Setelah Detoksifikasi
Warga Mulai Resahkan Demo Buruh di Bekasi