TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan produksi minyak dan gas (migas) tahun ini secara normal akan turun sebesar 12 persen. Meski demikian, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Evita H. Legowo mengatakan, pemerintah terus berupaya agar penurunan produksi tidak mencapai angka tersebut.
"Dengan segala cara, kami bisa tahan penurunan produksi di angka 3 persen. Salah satunya dengan menjaga keteknikannya," kata Evita dalam Forum Komunikasi Keselamatan Migas di hotel Crowne Plaza Jakarta, Selasa, 6 November 2012.
Oleh sebab itu, kata dia, Kementerian sedang menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Keteknikan Migas. Saat ini, penyusunan beleid baru yang akan mengatur pemeliharaan berbagai perangkat produksi migas ini sudah masuk tahap sosialisasi kepada kementerian terkait lainnya dan ditargetkan rampung tahun depan.
Menurut Evita, upaya menjaga produksi migas melalui tata cara keteknikan menjadi penting. Sebab, jika tidak, dikhawatirkan pengembangan lapangan migas berpotensi mengalami unplanned shut down yang berefek pada penurunan produksi.
Evita mencatat, pada 2010, terjadi penurunan produksi sebesar 25 persen akibat unplanned shutdown. Dengan berbagai upaya yang dilakukan, penurunan bisa dikurangi hingga di bawah 20 persen pada 2011. "Harapan kami, penurunan produksi ini semakin kecil, karena kalau sudah terjadi, akan sulit menaikkan lagi," ujarnya.
Untuk mencegah penurunan produksi karena unplanned shutdown, diperlukan pemeliharaan yang baik terhadap peralatan yang digunakan. Dia meminta seluruh pihak bisa melakukan harmonisasi dalam menjalankan industri migas, termasuk para pengambil kebijakan dan pelaksana produksi.
ROSALINA
Terpopuler:
Ini Nama Dua Anggota DPR yang Disebut Dahlan
Proyek Eks Perusahaan Istri Anas Mangkrak
Dahlan Serahkan Dua Nama Peminta Upeti BUMN
Kenapa Merpati Diperah DPR?
Instruksi Jokowi di Tanah Tinggi Jalan Sebagian