TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Standard Chartered Fauzi Ichsan menilai target pertumbuhan ekonomi 6,3 persen yang dipasang pemerintah tahun ini, lebih realistis. Fauzi mengatakan target yang sebelumnya ditetapkan pemerintah yakni 6,5 persen, lebih bersifat politis.
"Asumsi pertumbuhan ekonomi APBN hasil negosiasi dengan DPR itu politis. Pada pertengahan tahun anggaran, sewaktu data pertumbuhan ekonomi Semester 1 sudah ada, pemerintah jadi lebih realistis," kata Fauzi, Selasa, 6 November 2012.
Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah daripada tahun lalu ini salah satunya disebabkan terpuruknya ekspor Indonesia. Ini terkait dengan krisis ekonomi yang melanda Eropa dan Amerika. Resesi di sana mempengaruhi India dan Cina yang merupakan negara-negara tujuan ekspor Indonesia. Meskipun konsumsi domestik masih menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi, Fauzi mengatakan peran ekspor juga tak kalah penting.
Pertumbuhan konomi global sendiri menurun menjadi 2,5 persen tahun ini, dibandingkan 3 persen tahun lalu. Harga sejumlah komoditas seperti kelapa sawit dan batubara juga turun tajam. "Padahal 70 persen ekspor Indonesia adalah komoditas," kata Fauzi.
Namun Fauzi memperkirakan kondisi perekonomian pada 2013 akan lebih cerah. Perekonomian global diperkirakan bisa tumbuh di kisaran 3,2 persen hingga 3,5 persen. Membaiknya ekonomi dunia ini akan membuat harga komoditas yang menjadi ekspor andalan Indonesia ikut naik.
Selain itu, pertumbuhan Indonesia tahun depan juga akan banyak didorong oleh investasi. Fauzi minta lonjakan investasi ini perlu dirangsang oleh pembangunan infrastruktur di dalam negeri.
BERNADETTE CHRISTINA
Berita Terpopuler:
Terduga Peminta Upeti Punya Gedung Mewah
Dituding Dahlan Iskan, Apa Komentar Idris Laena?
Kekayaan Pemilik Bank Century Disita Polisi
Dahlan Belum Lapor, KPK Sudah Tahu
Direksi PT PAL Siap Buka Kisah Peminta Upeti