TEMPO.CO, Birmingham - Sebuah uji coba di Birmingham menunjukkan bahwa murid-murid autis belajar lebih baik dengan mesin ketimbang guru manusia.
Max dan Ben, dua robot humanoid setinggi lutut yang dapat menari Thriller, bermain game, dan meniru Tai Chi, telah membantu murid di Sekolah Dasar Topcliffe di Castle Vale sejak Maret lalu.
Ian Lowe, kepala sekolah di Topcliffe, di mana sekitar seperempat muridnya adalah penderita autis, mengatakan kedua robot itu telah secara "brilian" mendukung anak-anak belajar.
"Robot tidak memiliki emosi, sehingga anak-anak autis merasa kurang terancam dibandingkan dengan guru-guru mereka. Mereka juga lebih mudah terlibat dengan robot," ujar Lowe.
Topcliffe adalah sekolah dasar khusus yang mendapatkan dana untuk melayani anak-anak autis di kelas terpisah menggunakan berbagai teknologi. Dengan bantuan dari Universitas Birmingham, sekolah ini melakukan uji coba robot sebagai teman kelas untuk siswa autis. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan interaksi sosial dan komunikasi.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak autis merasa komputer dan teknologi aman, memotivasi dan melibatkan, terutama di bidang interaksi sosial dan komunikasi.
Robot seharga sekitar £ 15.000 dan disumbangkan oleh produsen asal Prancis, Aldebaran, itu adalah teknologi inovatif terbaru yang diuji coba.
Dr Karen Guldberg, dari Jurusan Pendidikan Universitas Birmingham, mengatakan, "Kami telah melihat bagaimana teknologi dapat mendukung siswa autis untuk berkomunikasi lebih efektif."
"Sungguh menakjubkan melihat bagaimana mereka fokus dan terlibat ketika mereka bekerja dengan robot. Padahal sangat sulit membuat anak-anak autis untuk fokus," ujarnya lagi.
Menurut Lowe, robot itu dapat diprogram untuk mengajarkan bahasa, bermain game dan perilaku. "Di masa depan kami akan melihat apakah mereka dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran tidak hanya di sekolah, tapi juga di rumah," ujarnya.
Para murid juga terkesan dengan robot itu. Joshua, 7 tahun, misalnya, mengatakan kepada Sky News bahwa ia suka bermain game memori dengan robot. Sedangkan Daniel dan Khalim mengatakan mereka suka menonton robot menari.
Para guru mengatakan kepada Sky News bahwa fakta anak-anak yang biasanya pendiam itu begitu tertarik membahas tentang robot. Hal itu menunjukkan bahwa robot itu telah berhasil membawa anak-anak autis keluar dari kungkungan mereka.
DAILYMAIL | ERWIN Z
Berita lain
Galaxy S III Kembali Pecundangi iPhone 4S
Mengintip Penampilan TV Berbandrol Rp 200 Juta
Mengapa NASA Getol Memburu Gas Metana di Mars?
Ribuan Akun Ter-Reset, Twitter Minta Maaf
Pasokan iPhone 5 Terancam