TEMPO.CO , Jakarta--Faktor keamanan menjadi salah satu bagian terpenting di dalam sebuah moda transportasi. Mass rapid transit Jakarta diklaim menggunakan teknologi yang sudah maju dalam perkeretaapian.
"Teknologi persinyalan yang diadopsi adalah Communications-Based Train Control (CBTC)," kata Direktur Prasarana Perkeretaapian Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Arief Heryanto kepada Tempo pada Kamis, 8 November 2012.
Baca Juga:
Arief menjelaskan sederhananya teknologi ini mengatur laju kereta dari menara pengawas yang nantinya dibangun di Lebak Bulus. MRT tersebut telah diprogram mulai dari denah hingga kapan dia harus menaikan hingga menurunkan kecepatan.
"Misal jarak antar MRT terlalu dekat maka yang dibelakang otomatis menurunkan kecepatan," katanya. Bahkan ketika ada kesalahan di salah satu segmen rel kereta atau rangkaian maka MRT akan berhenti secara otomatis.
Sehingga tugas masinis hanya memastikan dan mengontrol dasar dari MRT. "Konsepnya seperti di Perancis yang sudah full otomatis tetapi tetap didampingi masinis," katanya. Untuk penggeraknya sendiri menggunakan listrik seperti pada Kereta Listrik sehingga ramah lingkungan.
Baca Juga:
SYAILENDRA
Baca juga:
Berapa Harga Tiket Penumpang MRT?
Kecepatan MRT Bisa 50 Kilometer per Jam
MRT Bakal Berada 15 Meter di Bawah Tanah
Trasportasi Jakarta: Ruwetnya Mau Punya MRT
Transportasi Jakarta: MRT Jakarta dan Negara Lain