TEMPO.CO, Brebes - Kereta api Argo Anggrek jurusan Pasar Turi Surabaya-Gambir, Jakarta, anjlok di kilometer 163 Desa Pebatan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, sekitar pukul 14.30 WIB petang tadi, Jumat, 16 November 2012. Kereta api dengan nomor lokomotif CC 2039812 itu menarik sembilan rangkaian gerbong berjalan dari arah timur Kota Tegal menuju ke arah Cirebon dan Jakarta.
Meski tak menimbulkan korban jiwa, sejumlah penumpang sempat telantar karena kereta tak mampu melanjutkan perjalanan. Sebanyak empat rangkaian gerbong kereta keluar dari bantalan rel dan belum bisa diangkat.
“Saya dan ratusan penumpang lain masih menunggu untuk melanjutkan perjalanan,” ujar Muhammad Yudi, penumpang kereta, saat ditemui di lokasi.
Pria berusia 35 tahun asal Surabaya ini awalnya tak tahu kereta mengalami anjlok. Ia saat itu sedang tidur. Tiba-tiba kereta berhenti mendadak dan mengejutkannya. “Saya terbangun halnya penumpang lain yang akhirnya turun menyaksikan roda gerbong lima, enam, dan tujuh anjlok dari rel,” katanya.
Kondektur kereta api Argo Anggrek, Sadira, mengatakan, kereta masih mampu melanjutkan perjalanan dengan lima gerbong yang bisa ditarik untuk diberangkatkan kembali. Sedangkan empat gerbong lainnya terpaksa ditinggal untuk dievakuasi. “Penyebabnya belum diketahui," ujar Sadiro.
Akibat anjloknya KA tersebut, keberangkatan KA Cirek dari Stasiun Tegal ke arah jakarta, yang seharusnya diberangkatkan sekitar pukul 16.15 WIB, dan KA Muria yang akan diberangkatkan dari Stasiun Tegal sekitar pukul 18.10 WIB, terlambat. Sebab, empat rangkaian gerbong KA yang anjlok hingga kini belum dievakuasi.
EDI FAISOL
Berita lain:
Demokrat Dukung Laporan Dipo ke KPK
Pemerintah Dinilai Remehkan Uji Materi UU Migas
Pelajar Tersangka Video Mesum Tak Ditahan
Pemerintah Tetap Akan Kirim TKI ke Malaysia