TEMPO.CO, Jakarta -Flasiana Sutarmi, 58 tahun, sudah setahun ini membuka warung makan di depan rumahnya di Pondok Bambu, Jakarta Timur. Menu andalan di warung milik ibu tiga anak ini adalah rawon daging sapi. Tak banyak, hanya 50 mangkok setiap harinya. "Ya sambil menunggu anak-anak pulang kerja," ujarnya kepada Tempo, Sabtu, 17 November 2012.
Untuk memenuhi kebutuhan warungnya, praktis Sutarmi, begitu ia biasa disapa, berbelanja daging dalam jumlah banyak setiap harinya. Meski rawon merupakan menu andalan, menu lain seperti soto daging dan selat solo juga membutuhkan daging sebagai bahan tambahan, sehingga tiap harinya ia membeli dua hingga tiga kilogram daging sapi dari distributor daging di Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Pagi ini menjadi hari yang berbeda baginya. Tak biasa pukul 07.00 WIB pagi, pembantunya sudah kembali dari pasar. "Pembantu saya bilang, penjual bakso di pasar mengeluh tak ada daging," ujar Sutarmi meniru pembantunya. Namun karena tak percaya, ia meminta pembantunya untuk kembali ke pasar mencari daging. "Betul, tak ada penjual satupun, bahkan yang biasa lewat depan rumah."
Terpaksa, karena dapur tetap harus mengepul, Sutarmi meminta anak bungsunya membeli daging di pasar modern dekat rumah. Pencarian anaknya membuahkan hasil, putri bungsunya pulang dengan membawa dua kilogram daging beku dengan total harga Rp 180 ribu. "Tadi dapat sekilonya Rp 87 ribuan," ujarnya.
Biasanya daging segar di pasar bisa diperolehnya dengan harga Rp 80.000 per kilogram. Ia mengakui harganya tetap tinggi, tapi itu merupakan hal yang wajar setelah puasa dan Hari Raya Lebaran. "Tapi itu kan daging segar, bukan daging stok yang beku seperti di pasar modern itu," ujarnya.
Akibatnya, agar tak mengecewakan konsumennya, Sutarmi tetap menjual rawon dengan harga yang sama Rp 15.000 per mangkok namun dengan mengurangi porsi dagingnya. "Selain itu, terpaksa saya hanya bisa jual 30an mangkok hari ini," ujarnya. Sutarmi mengetahyui bahwa kelangkaan daging akan berlangsung tiga hari karena para penjual daging mogok berjualan.
AYU PRIMA SANDI
Berita lain:
Nurul Arifin: Elektabilitas Rhoma Irama Tinggi
Mengenal Transjek, Ojek Berargo
Saksi Tak Datang, Sidang Penyebar Foto Novi Batal
Pembahasan Tata Ruang DKI Akan Libatkan Masyarakat