TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Boediono menjelaskan bahwa gagasan perumusan kurikulum baru untuk siswa sekolah dasar berasal dari kekhawatiran melihat beban kurikulum saat ini.
“Memang ada beban yang tidak perlu,” katanya kepada Tempo, dalam wawancara khusus di kediaman resmi Wakil Presiden, Kamis 22 November 2012. Dia menunjuk belum adanya keseimbangan antara materi teknis akademis dengan materi soft skill sebagai salah satu masalah dalam kurikulum yang berlaku sekarang.
Meski ada perubahan fundamental, Boediono berharap para guru bisa menyesuaikan diri. “Kuncinya di guru. Nanti kami harus fokus ke situ. Ada uang kok. Kemendikbud punya uang untuk meningkatkan kualitas guru,” katanya. Boediono mengaku sudah mendengar protes sejumlah guru yang menolak uji kompetensi dan sertifikasi. Tapi dia bersikeras kedua proses itu penting untuk meningkatkan dan memetakan kualitas guru di Indonesia.
Boediono juga mengaku sudah mendengar banyak keberatan dan tantangan terhadap rencana pemerintah dalam meluncurkan kurikulum baru pada 2013 depan. “Ini pekerjaan besar. Kita lihat saja. Pokoknya saya minta Kemendikbud memberikan penjelasan yang benar, jangan jadi polemik yang enggak ada ujung pangkalnya,” katanya tegas.
ADEK MEDIA ROZA
Berita Terpopuler:
Jokowi: Saya Selesai, MRT Selesai
Akbar: Duet Mega-Kalla Bisa Ancam Ical
Hina Gus Dur, Sutan Bhatoegana Dimarahi Mahasiswa
Akbar: Pendukung Jusuf Kalla Telah Gerilya
Soal Tendangan Bebas Indahnya, Ini Jawaban Andik