TEMPO.CO , Jakarta:Laurensius Aryohadi, warga Cijantung Jakarta Timur membongkar kebiasaan lamanya. Dulu, ia sering keluar dari rumahnya pukul enam pagi, padahal jam kerjanya, di kawasan Jalan Sudirman, baru mulai pukul sepuluh. Aryo rela berangkat jauh lebih awal karena ingin bisa jogging di Senayan. Olahraga jenis ini murah dan mudah dilakukan.
“Saya tidak biasa berolahraga di pusat kebugaran karena bayarnya mahal, apalagi jika latihannya di daerah Sudirman, yang dekat kantor," ujar Aryo kepada Tempo, Kamis lalu.
Sejak beberapa waktu lalu, karyawan swasta ini latihan sirkuit (circuit training) di rumahnya sebelum berangkat kerja. Beberapa alat olahraga tersedia di rumah. Antara lain, seperangkat dumbbell, bola latihan, bangku keseimbangan, dan tali untuk variasi latihan. Gerakannya beragam, ada squat jam alias lompat kodok, push up, jumping jack dan sebagainya.
Idealnya, latihan sirkuit dilakukan selama kurang lebih 30-45 menit sebanyak tiga kali sepekan. Karena efek membakar lemak lebih besar dibanding latihan gabungan kardio dan beban lainnya, maka latihan ini tidak boleh dilakukan setiap hari alias perlu ada jeda.
Selain gerakan inti, latihan sirkuit tetap menerapkan prosedur standar dalam berolahraga. Sejumlah penelitian menunjukkan latihan sirkuit lebih membakar lemak dibandingkan latihan kardio lainnya, seperti jogging atau berjalan kaki. Selain membantu menurunkan berat badan, penelitian juga membuktikan bahwa latihan sirkuit selama 8-12 pekan mendongkrak kapasitas paru-paru sebesar 4-8 persen. (Baca Lengkap di Koran Tempo Minggu 2 Desember 2012)
CHETA NILAWATY
Berita Terpopuler
Rokok Dilarang Cantumkan Merek di Australia
Waspada, Tak Sabaran Bisa Merusak Jantung
Ingin Hindari Flu? Berhentilah Sentuh Wajah
Jember Fashion Carnaval Akan Hadirkan 200 Talenta