TEMPO.CO, Jakarta - Seorang polisi bertubuh tambun berjalan tergopoh-gopoh. Raut mukanya sedikit cemas. Wajar saja, ia datang terlambat mengikuti acara senam pagi yang digelar Kepolisian Resor Jakarta Timur di Taman Mini Indonesia Indah, Selasa, 4 Desember 2012.
Instruktur senam meminta polisi yang terlambat itu segera masuk barisan. Rekan-rekannya, sejak pukul 07.00, sudah mulai mencari keringat di halaman parkir Museum Purna Bhakti TMII. Pada pukul 08.00, mereka apel sebelum melaksanakan senam pagi berjemaah.
Meski diminta untuk segera masuk barisan, si polisi tampak tak berusaha berlari. Ia hanya tampak mengayuh langkah agak cepat saja mendekati barisan. "Saya sudah tidak bisa lari lagi," kata Aiptu Suharlan, 51 tahun, dari Polsek Jatinegara, Jakarta Timur.
Kehadiran Suharlan menggenapi jumlah 80 personel polisi berberat badan lebih yang hadir dalam olahraga diet ini. Kepala Bagian Sumber Daya Polres Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Jemiyo memimpin sendiri olahraga ini. Setelah apel, para polisi diarahkan untuk mengikuti gerakan senam yang diperagakan oleh instruktur.
Baru saja meregangkan badan, beberapa polisi sudah tampak ngos-ngosan. Aiptu Suharlan, yang berada di barisan depan, tampak kewalahan. Namun raut mukanya tampak antusias mengikuti gerakan yang diperagakan instruktur di hadapannya.
Setelah melakukan peregangan badan selama 10 menit, para polisi ini kemudian dibariskan dua banjar. Mereka diinstruksikan untuk melakukan gerakan inti, yakni lari mengelilingi Museum Purna Bhakti yang luasnya satu setengah kali lapangan bola itu.
Tak sampai seperempat putaran, Suharlan mulai berjalan. Seperti yang dia sampaikan sebelumnya, "Saya tak bisa lari lagi, sudah tua." Namun polisi yang berbobot 93 kilogram ini tak kehilangan akal demi mengefisienkan hasil dari program yang sedang dijalankannya ini. Berjalan dianggapnya sebagai mengatur tenaga, bila mulai pulih lagi, ia berusaha kembali berlari. "Ya, meski jauh lebih banyak larinya, sih," ujarnya, terkekeh.
Kepada Tempo ia menjelaskan amat menikmati program “operasi perut genduti” ini, yang sudah diikutinya dua kali. Sejak Kapolri Jenderal Timur Pradopo menginstruksikan jajarannya agar lebih bugar menjelang akhir bulan lalu, Polrestro Jakarta Timur memberikan respons cepat. Pada Jumat, 30 Desember 2012, program ini dilaksanakan untuk pertama kali.
"Saya sudah turun satu kilo," ujar Suharlan. Dengan program ini, ia jadi punya keleluasaan untuk berolahraga. Dulu cuma satu jam dalam satu minggu. Sekarang, Polres Jakarta Timur memberi toleransi kepada polisi berbobot lebih untuk mengikuti kegiatan ini dua kali seminggu, tiga jam setiap hari.
M. ANDI PERDANA
Berita Terpopuler:
Bupati Garut Aceng: Saya Masih Sayang Fany
3 Alasan Bupati Garut Ceraikan Fany Octora
Janda Bupati Garut Alami Kekerasan Psikis
SBY Minta Mendagri Pantau Bupati Garut
Potret Politikus: dari Korupsi sampai Nikah 4 Hari